BAB KESEPULUH :
TUJUH
LATHIFAH RAHASIA DAN HIKMAHNYA
A’LAMNYA-DAN
SHIFATNYA
1 . Lathifatul Qolbi,
Lathifatul qalbu
itu tempatnya perasaan lemah lembut, shabar, pengasih, bersangetan lapang,
Thareqat sanatan
Nabitullah Adam a.s, cahya kuning tiada terhingga,
Lathifatul qalbu
itu (penghulu) dari semua lathifah
yang tujuh,
Di dalamnya itu
syifat insan jika dibuka dibawah susu kiri dapatlah dilihat dengan mata kepala
sebuah jantung yang sebenarnya dikendalikan oleh lathifatul (Qalbi).
Adapun lathifatul
qalbi itu sangat halus tidak dapat dilihat dengan mata kepala, juga bukannya
bertempat di dalam atau diluar jantung, atau juga bukannya dimuka, atau
dibelakang, atau di atas, atau dibawah jantung, melainkan lathifatul qalbi itu
berhubungan dengan jantung, dikatakan seolah-olah alam ghaib, karena bagaimana (haqeqat) berhubungannya tiadalah kita
ketahui, melainkan Allah yang Maha Mengetahui perhatikanlah! Didalam shalat
disunatkan kita (menggerakan jari
telunjuk) jari kanan di waktu (Nidah)
kita membaca (Illallah) kalimat
syahadat rahasia. Rahasianya : yaitu jari telunjuk digerakkan, agar supaya
gerakan itu sampai (ke jantung) dan dari jantung terus sampai gerakkan itu (ke hati sanubari), rata-rata jantung
kita bergerak (berdenyut) di dalam
satu menit) itu (70 x ) jadi di
dalam satu hari satu malam ada (60x7x24=100800x)
Air biniyah (alma-ul hayat) yang turun dari (tulang sulbi bapak) masuk kedalam
kandungan ibu menjadilah (jantung)
dan sebatang tubuh kita yang kasar yang disertai kotoran-kotoran (hawa nafsu), syifat-syifat (syaithaniyah) dan kebengisan yang
keji.
Justru itu
barang siapa yang ingin kembali kepada (ashal manusia sejati), harus bersih
dari syifat-syifat (syaithaniyah)
dan (baliyah), lalu dengan tulus dan (ikhlash)
mengerjakan (dzikrullah, Allah, Allah,
Allah) dalam lathifatul (Qalbi
-50,000x) didalm masa sehai semalamnya maka keluarlah (lima
syifat madzmumah yang tercela) nafsu kejahatan (amarah)
Nafsu kejahatan syahwat,
Keinginan,
Gila dunia/harta benda,
Syaithaniyah,iblis dari lubuk hatinya,
Dan
bersama dengan itu masuklah kedalam (hati sanubari lima) syifat (mahmudah) yang
terpuji
Iman,
Tauhid,
Ma’rifat,
Islam,
Malaikat,
Dan tidak dapat berbaur dengan syfat (madzmumah) dengan syifat (mahmudah)
NASIHAT :
Memperturuti
kehendak (hawa nafsu) yang ada di dalam (lathifatul qalbi) itu membawa manusia
menjadi (kafir),
Qalallahu ta’alaa : ara-aital manittakhada
ilaahahu hawaaihu, afa antatakuunu’alaihiwakila.(al-furqan-43)
Artinya
: adakah engkau melihat orang yang menjadikan (hawa nafsunya) sebagai tuhannya?
Maka apakah engkau menjadi
pemeliharaannya
orang yang demikian? orang yang mempertaruhkan (hawa nafsu) berarti dia kafir.
Telah
bersabda Nabi swa, Layu’minu ahadukum
hatta yakuunu hawahu tab’an lima
ji’tubihi.
Artinya
: tidak sempurna iman kalian sampai manakala hawanya mengikuti ajaran yang Aku
datangkan dengannya.
Dan
lagi firman Allah ta’ala : fa-amma man
thaghaa, wa-aktsaral hayatiddunya, fainnallaha jahiima hiyal ma’waa
(annazi’at-37-38-39)
Artinya
: adapun orang yang melampaui batas (kehambaan) dan yang mengutamakan kehidupan
(dunia) ini, maka sesungguhnya (neraka jahim) adalah tempat tinggalnya.
Wa-amma man khafa maqama rabbihi
wanahaan-nafsa ‘anil hawaa, fa-innal jannata hiyal ma’waa. (annazi’at 39-40)
Artinya
: dan bahwasanya orang yang takut akan hari berdiri dihadapan tuhannya serta
manahan (nafsu) dari mengikuti keinginan yang rendah maka sesungguhnya syurga
itu tempat tinggalnya.
Bermula alam lathifatul qabu disebut alam
syahadah, dan qadim wilayahnya Nabiyullah Adam as, dan nurnya itu kuning, dan
ashal anasirnya,
Al-mau…….air
An-narun…..Api
Ar-rihun……Angin,
At-turabun………….Tanah,
Dan pada jurusan itu tempatnya (nafsu hawa
Iblis) maka dihancurkan (dibakar) dengan (dzikrullah) lafadz al-jalalah
(Allah,Allah,Allah) dengan tatacara tertentu dengan terpinpin oleh syaihul
mursyid (5000x)
Perhatikan
pula firman allah ta’ala : fadzkurullaha
kadzikrikum abaa-akum au asyadda dzikran (al-baqarah 200)
Artinya
: hemdaklah kalian mengingat Allah (menyebut-nyebut
Allah) sebagaimana kalian supaya menyebut-nyebut orang tuamu atau lebih
banyak/sering menyebut-nyebut nama Allah dari pada menyebut-nyebut orang tuamu.
Dan
telah bersabda Rasulullah saw : aktsiruu
dzikru llahi ‘alaa kulli hali fa-innahu laisa ‘amalu ahabba ilaallahi walaa
anjaa lil’ibadi min kulli syai-in fiiddunya wal-aakhirati min dzkrillahi
(rawahu thabrani)
Artinya : perbanyaklah berdzikir menyebut
nama Allah pada tiap2 keadaankeadaan bagaimanapun juga sesungguhnya itu tiada
‘amal yang terlebih baik disukai bagi Allah dan tiada menyelamatkan hamba
daripada segala urusan dunia dan di akhirat daripada ‘amal berdzikir
menyebut-nyebut nama Allah.
Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan dari
saidina ‘ali ra, katanya :
Qultu Yaa Rasulullahi, Ayyuth-thariiqi aqrabu ilallahi wa as-aluha
‘alaa ‘ibaadillahi wa-afzhaluha ‘indallahi ta’alaa? Faqala : faqala yaa’aliyyu
‘alaika bidawami dzikrillahi, faqala ‘aliyyu : kullunnasi yadzkuruunallaha,
faqala saw : yaa ‘aliyyu, laa taquumussa’atu hattaa laayabqaa ‘alaa
wajhil-ardhi man qala : ( Allah, Allah)
Artinya : Aku berkata : wahai Rasulullah,
manakala jalan / thareqat yang lebih mendekatkan kepada Allah dan jalan yang
semudah-mudahnya bagi hamba Allah dan yang seutama-utamanya dari sisi Allah
ta’ala, maka bersabda Rasulullah saw, wahai ‘ali tidaklah terjadi (huru-hara
qiyamat) sehingga tiada lagi dikekalkan dari permukaan bumi ini orang yang
mengucap (Allah, Allah, Allah),
Dan lagi bersabda Rasulullah : inna
likulli syai-iin saghalatan qalbi dzikrullahi.
Artinya : sesungguhnya bagi tiap-tiap sesuatu
ada alat pencuciannya/pembersihnya, maka sesungguhnya pencuci (hati) itu ialah (dzikrullah
2 .
Lathifatur-ruuh,
Bermula
‘alamnya lathifatur-ruuh itu ‘alamnya (malakut) dan qadim wilayahnya thareqat sanatan Nabiyullah
Ibrahim as, dan Nabiyullah Nuuh as.
Dan nurnya itu ahmar (merah) tidak
terhingga
Dan anasirnya itu narun (api) tempat
pengasih dan terhalus hati,
Suka/duka,
Rasa goyah dan tak tetap,
Dan pada jurusan itu kelakuannya syifat
bahaimi (binatang) yakni
Thama,
Gila dun-ya/harta,
Kikir,
Gemar
banyak makan dan minum,membawa lali dan lupa kepada allah, maka dihancurkan dan
diberantasnya dengan dipalukan Dengan palu yang keras tekanan yang kuat serta
digoreskan dengan geresan yang nyata kedalam Lathifatur-ruuh Dzikir kalimat lafazh
Al-jalalah----Allah----Allah----Allah---1000
x ----dengan syarat-syarat tertentu dan engan terpimpin oleh syaihul
mursyid, sehingga Shifat bahimiyah itu terkikis bersih. adapun Lathifatur-ruuh
itu bertempat pada yang ikendarai Rob-bu ----paru-paru----Jasmani tetapi bukanlah bertempat
didalamnya atau iluarnya paru-paru hanya
Lathifatur-ruuh itu berhubungan dengan paru-paru an bagaimana Haqeqat
berhubungan-nya hanyalah Allah Yang Maha Mengetahuinya.
Maqomnya
Lathifatur-ruuh itu (Nafsul Mulhimah), tempat
turunnya limpah karunia Allah subhanahu wata’la:(muroqobatu Ma’iyyah) ketika pana yang kedua, yaitu (merasai) yaitulah orang yang merasai (dapat merasa) tajallillah.
3 .
Lathifatus-sir :
Bermula
alamnya alam (jabarut) wilayahnya (thareqat snatan) Nabiyullah Musa as
dan nurnya itu (abyadhu-putih) tak
terhingga, dan anashirnya itu (alma-u-air)
shifat qahar
Lathifatussir
bertempat pada yang dikendarai jasmani
dan pada jurusan itu kelakuannya shifat-shifat al-hayawanul waha-usu (binatang
buas) yakni :
Pemarah,
Penindas,
Pemeras,
Perampas hak orang,
Kejam,
Dengki,benci,
Sampai hati
Tidak mengasihi orang susah,
Tidak menolong orang yang membutuhkan,
Gila kekuasaan dan semacamnya itu,
Maka
shifat-shifat yang keji itu dikikis dihancurkan dengan goresan yang kuat (berdzikir) didalam (lathfatussir) ini kaliamat lafadz
al-jalalah (Allah,Allah,Allah),
banyaknya (1000x) dengan sarat dan
ketentuan yang terpimpin oleh syaikhul mursyid.
Lathifatussir
adalah tempat terbitnya :
Suka cita,
Riang gembira,
Pengasih,
Penyayang,
Penyantun kerahmatan,
Adapun
alamnya lathifatussir ialah alam jabarut,(ruh
idhafi), Ashal penglihat rasa panas dan dingin, maqam nafsu mutmainnah,
Tempat turunnya limpah karunia muraqabah ketika pena yang kedua (muraqabatul ma’iyah), Ruuh Idhofi,
4 . Lathfatul Khofi :
Bermula
lathifatul khafi bertempat pada yang dikendarai berhubungan dengan limpa
jasmani dan bagaimana haqeqat berhubungannya hanyalah Allah yangmengetahuinya,
alamnya lathifatul khafi itu alam (lahut) dan qadim wilayahnya thareqat sanatan
nabiyullah Isa as, dan nurnya (aswad-hitam/hijau) dan anasirnya rihun- angin)
tempat terbitnya :
Duka cita,
Penakut dan cengeng,
Dan pada jurusan ini kelakuan shifat
syaithaniyah yaitu :
Hasud/dengki,
Khiyanat,
Buruk hati,
Dendam,
Nafaq/bermuka dua,
Mengumpat,
Maka
dihancurkanlah shifat-shifat kecelaan itu dengan (godam) yang kuat dan keras
yakni (berdzikir) lafadz al-jalalah (Allah, Allah, Allah), sebanyak (1000x)
dengan syarat tertentu dan dengan terpimpin oleh syaikhul mursyid.
5 . Lathifatul Akhfa :
Bermula
lathifatul akhfa bertempat yang dikendarai berhubungan dengan (ampedu) dan buah
pinggang/punggung,alamnya itu alam ghaib dan qadim wilayahnya thareqat sanatan
nabiyullah Muhammad saw, nurnya itu (hitam) tak terhingga, anasirnya
(turabun-tanah) martabat dzat mutlaq, dan pada jurusan ini kelakuan shifat
(rabbuniyah) yaitu :
Ujub,
Riya,
Takabur,
Sombong,
Tinggi hati,
Maka
kalau terjangkit shifat-shifat tercela tersebut membawa manusia kepada (kafur
nikmat), maka perlu diberantas dihancurkan dengan tekanan yang kuat dan goresan
yang nyata (berdzikir) kalimat lafadz al-jalalah (Allah,Allah,Allah),dengan
syarat tertentu dan lagi terpimpin oleh syaikhul mursyid (1000x).
Dan
manakala kita mengingat Allah didalam lathifatul Akhfa ini berpengaruhlah
shifat-shifat terpuji yakni shifat-shifat ‘ubuudiyyah (syifatnya anbiya dan
aulia).
Dan Lathifatul Akhfa itu tempat terbitnya
Jazmu,
Berani dan malu,
Rasa jauh dan dekat,
Ashalnya Jasad dan alat pengrasa, tempat
Syahwat,
Martabat Shifat Al-kamil
Maqom Shifat Nafsul Kamilah
Tempat turunnya limpahan karunia
Muroqobatul Ma’iyah ketika fana yang ketiga.
Lima Lathoif tersebut :---Lathifatul Qolbi---Lathifatur-ruuh---lathifatus-sir---Lathifatul
khofi---Lathifatul akhfa, Semuanya terhimpun di dalam satu nama (‘Alamul Amri)
6 . Lathifatun-nafsi
Annathiqoh :
Bermula
Lathifatun-nafsi Annathiqoh bertempat pada yang dikendarai---berhubungan dengan
(Otaq Jasmani) tiada kita ketahui hanya
Allah Yang Maha mengetahuinya.’Alamnya itu ‘Alamul Ghoyubu dan Qodim wilayahnya
Thoreqat sanatan Naniyullah Nuuh.a.s. dan nurnya itu :
Azraq----Biru----Gilang-gemilang,
Maqom
Malaikat,
Tempat
tapakur,
Fikir
dan pandang kekhadirat Ilahi
Nafsu
Rodhiyah tempat turunnya limpah karunia murokobah yang ke enam.
Lathifah
ini tempat kelakuan : memanjangkan angan-angan suka dan diam,
Bingbang
dan ragu-ragu, dan situ tempat tertulis naskah gambaran yang dicintai jikalau
naskah gambaran sesuatu berkepanjangan di dalam otaq, maka timbullah pancang
angan-angan(thuhul ‘amali) membaurkan
· Ragu-ragu
· Was-was,
· Bingbang
dalam mempertinggi ‘Amal kebajikan,
· Lalu
malas beramal shalih,
· Melalaykan
bertaubat,
· Keras
hati dan melupakan akan mati,
Lagi shifat-shifat
Madmumah,seperti :
· Nekad,
· Otaq-otakan,
· Untung-untungan,
Maka hendaklah bersihkan dipalu shifat-shifat
tercela itu dengan dzikrullah kalimatul jalalah (Allah, Allah, Allah),
kedalam lathifatn-nafsi anathiqah (1000x).
Dengan syarat tertentu dengan terpimpin oleh
syaikhul mursyid, dengan tulus Ikhlash agar terganti pengaruh syifat-shifat (mahmudah)
yang terpuji yaitu dikatakan (nafsu mutmainah) nafsu yang menurut pada
perintah Allah ahli mantheq berkata (al-insanu hayawanu natiqu) artinya
:manusia itu adalah hayawan yang pandai berpikir, maka ahli memperbanyak (Taubat)
dan (berdzikir) pada lathifatun-nafsi annathiqah, supaya pikiran kita jangan
tersesat dengan memperbuat yang terlarang
7 . Lathifatul Kulli Jasadi:
Bermula
lathifatul kulli jasadi itu meliputi seluruh badan jasmani dengan kata lain
bahwa lathifatul kulli jasadi ini mengendarai sebatang tubuh kasar kita (alam syahadah,
alam munzilat, qadim wilayahnya itu anbiya, dan nurnya itu terang cemerlang
gilang gemilang maqamnya karama katabaien, tempat (duka) wajadan, syurga, rindu, akan Allah, tetapi juga tempat
duduknya dua shifat (madmumah) yaitu pengaruhnya :
Jahil,
Lali,
Malas dari jurusan
tempat keluarnya shifat-shifat jahil aqaliyah.
Bodo,
Dungu,
Teledor,
Maka
diberantas dihancurkan shifat-shifat kecelaan ini dengan (berdzikir) dan disamping itu penyakit (jahil) itu di obati juga dengan menuntut ilmunya terus-menerus (sampai kelubang lahat).
Firman Alah Ta’ala : Fala Takuunan-na
minal jahiliina. (al-an’am ayat. 35)
Artinya
: Maka janganlah engkau menjadi salah seorang dari mereka yang ---Jahil-jahil---
Dan
lagi ; wadzkurrabbaka fii nafsika
tadharru’an wakhiifatan wadunal jahri minal qauli bil ghuduwwi wal ashali wala
takumminal ghafiliina (al-imran-205)
Artinya
: dan sebut olehmu tuhanmu di dalam dirimu merendahkan diri kepadanya serta
rasa takut kepadanya dan dengan cara tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan
petang, dan janganlah engkau tergolong orang-orang lali dari (berdzikir).
Dan
firman allah SWT : walaqad dzaraana
lijahannama katsiiran minal jinni wal-insii lahum quluubun laa yaftahuuna biha
walahum ‘ayunun laa yubshiruna bihaa walahu dzral-layasma’uuna biha, u-laa-ika
kal-an’ami balhum adhallu, ulaa-ika humul ghafiluuna (al-imran- 179).
Artinya : dan demi Allah, sungguh telah kami
ciptakan untuk masuki neraka jahanam, kebanyakan daripada (jin) dan (manusia)
mereka mempunyai hati (aqal) perasaan
yang mereka tidak memahami dengan hatinya itu dan mereka mempunyai (mata) yang mereka tidak dapat melihat engannya,
dan bagi mereka ada (teling) yang mereka
tidak dapat mendengarnya mereka itu adalah sebagai (binatang
ternak berkaki empat) bahkan lebih sesat lagi dari itu mereka adalah
orang-orang yang (laly) dari pada
mengingati Allah.
Lathifatul kullimjasadi disebut juga tempat
(fana ullah dan baqa ullah) tempat duka dan wajadan-persembahan diri kepada
Tuhannya, tempat turunnya limpah karunia (dzat qudus) dan Maha Berdiri
Sendirinya, tempat muraqabah maqam haqeqat.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dan
Lathifatun-nafsi an-nathiqoh bersama dengan Lathifatul kulli jasadi disebutlah
keduanya----- Alamul Kholqi-----
Ketahuilah.hikmah
lafazh Al-jalalah melalui tiap-tiap lathifah itu ada mengandung---Sir-ri----
Dzikir Lathoif. Dzikir Muroqobah.
Pertama-tama di syaratkan bahwa pada
menjalankan (dzikir lathaif) itu hendaklah lebih dahulu badan dilemahkan semua anggotanya, tidak boleh
meminta pertolongan pada yang dzahir yakni maksudnya, tampa bantuan lidah dan
macam kekuatannya yang bangsa (ghaib), tetapi (hadirkan) syaikhul
mursyid berkekalan dzikir di dalam (lathoif) yang (tujuh) inilah
dzikir (muraqabatul ma’iyah) berintai-intaian dengan keadaan suci dari
pada (hadats-berpakaian) yang suci dari (najis) lalu (tempat) yang
juga suci dari pada (najis) maka duduk dengan cara (tawaruk)
duduk tahti dari kanan ke kiri.
Lalu
memulai dengan membaca didalam hati: niyat, yakni :
Bismillahirrohmanirrohiim. Allahum-ma in-ni nawaital kholwata tabat-tulan
Ilaika wabtighoa limardhotikal wajhikal Kariim bifadhlika afidhoka wujudikal
‘Amimi ya-akramal karomiin,
Artinya
: wahai allah, sesungguhnya hamba bersahaja berahlaq untuk menggemarkan diri
akan engkau karena menuntut limpah keridhaan engkau serta wajah khadhirat
engkau dengan segala kesempurnaan engkau dan limpah ruah wujud engkau yang
merata meliputi, wahai tuhan yang maha mulya dengan segala kemulyaan.
Kemudian Membaca :
----Istighfar-------- 5 x / 15 x / 25 x / 70 x -------
:-----Al-ikhlah-------3 x / 7 x ------------------------
:-----Alfatihah--------1 x / 7 x -----------------------
Yang
seumpamanya pahala kita haturkan (hadiahkan)
kehadhirat Rasulullah saw, dan para shahabat dan para masyaikhi ahli silsilatil
thareqati dan syekh yang memimpinnya
silsilah itu mulai membaca do’a di dalam hati (lathifatul qalbi)
Ilahi antal maqshudii waridhoka mathluubii
‘atinii muhib-bataka wama’rifataka,
Artinya
: yaa allah engkau sajalah yang hamba maksud dan keridhan engkau sajalah yang
hamba minta/tuntut berilah penuhilah hatiku dengan mencintai engkau dan dengan
mengenal akan engkau.
Lalu diteruskan membaca dalam lathifatul qalbi
apa-apa yang tertera di dalam bambar lathifahnya ini, yakni :
Innani
allaha lailaha illa anaa, allahu nazhiri, allahu hazdhiri, allahu ma’i,
Allah,Allah,Allah, terus sampai (5000x) tettunya semakin lama/ dibiasakan akan nyata lebih cepat jalannya.
Setelah selesai (5000x) di dalam lathifatul
qalbou menggeser menuju pada lathifaturruh dan tatkala menggesernya / berjalannya
walillahil
asmaul husna fad’uhu biha, yaa Allah
, yaa Allah, yaa Allah, yaa mukhyii, allahu nazhirii, allahu hadhiri, allahu
ma-i, Allah, Allah, Allah, di dalam laythifaturruh (1000x) lalu menggeser
kejurusan.
Lathifatus-sir----menghela----Allahu Lailaha illa Hwu---Yaa-Allah---Yaa-Allah---Yaa-Allah---terus
masuk didalam Lathifatus-sir---Yaa ‘azhiim---Allahu nazhirii---Allahu
hadhirii---Allahu ma’i---Allah---Allah---Allah---didalam Lathifatus-sir
ini---1000 x -----lalu geser hela
Kejurusan
Lathifatul khofi----Allahu Lailaha illa huwal hayyu----Yaa-Allah---Yaa-Allah---Yaa-Allah---Yaqow-wiyyu----masuk didalam
Lathifatul khofi---Allahu nazhiri----Allahu
hadhirii---Allahu ma’i----Allah---Allah---Allah---di
dalam Lathifatul khafi----1000 x -----lalu setelah itu
Menggeser
dihela dari Lathifatul khofi, kelathifatul akhfa----wailahukum ilahu wahidu---yaa-allah---yaa-allah---yaa-allah---terus
masuk kedalam Lathifatul akhfa.
Yaa-hakimu----Allahu
Nazhiri----Allahu hadhiri----Allahu ma’i----Allah---Allah----Allah--- sebanyak----1000 x----dan setelah cukup lalu
bergeser dihela kelathifatun-nafsi An-nathiqoh
Allahu
Lailaha illahuwal khayyul qoyyum---yaa-allah---yaa-allah---yaa-allah---terus
masuk kedalam Lathifatun-nafsi An-nathiqoh---yaa-‘azizu----yaa-allah----yaa-allah---yaa-allah---Allahu
nazhiri----Allahu hadhiri----Allahu ma’i---Allah----Allah---Allah----sebanyak---1000
x
Dan setelah cukup bernggeser dihela kelathifatul kulli jasadi
----Shulthoni dzikri-----Yasyaa-allahu
Lailaha illa huwal wahidul Qohar.----Yaa-Allah---Yaa-Allah---Yaa-Allah----terus
masuk kedalam Lathifatul kulli jasadi ----Yaa-wadudu----Allahu
nazhiri---Allahu hadhiri---Allahu ma’i----Allah---Allah----Allah---1000 x
------
PERHATIAN !
Tatkala berdzikir di dalam Lathoif tersebut,terutama
tatkala didalam Lathifatul kulli jasadi hendaknya ---dirasai--- seakan-akan
Seluruh tubuh berlukisan bergema Lafazh al-jalalah---Allah---Allah---Allah---
Dan lagi tatkala berdzikir di dalam salah satu Lathifah
belum menncukufi jumlah yang di dzikirkan-jikalau dengan sendirinya Loncat
bergeser kejurusan Lathifah berikutnya,itu mesti ditahan----tidak diperkenankan----
Selesai
berdzikir Lafazh al-jalalah ----11000 x -----didalam tujuh Lathoif itu maka
ditutup dengan membaca du’a :
Allahum-ma In-ni as-alukat-taubata wal
inabata wal istiqomata ‘alas-sarii’atil ghor-roi wathoriqotil baidhooi birohmatika
yaarhar-rohimiin.
Artinya : Yaa Allah sesungguhnya hamba memohon kepada
Engkau akan sempurnanya taubat dan kembali kepada Engkau dan tetapkanlah hamba
atas Thoreqat yang mulya dan pula atas
Thoreqat yang suci dengan rahmat Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Dzikir lafzhul
jalalah
tujuh lathaif :
Sebaiknya di latih
dengan cara berangsur-angsur agar berhasil sampai pada maqam (pana) :
1
Bagi tingkat permulaan : tiap-tiap lathaif (100x) selama (100)
malam.
2
Lalu meningkat tiap lathaif (1000x) selama (100) malam
juga.
3 Baru meningkat pada
kifayah yang sebenar-benarnya, yaitu di dalam lathifatul qalbi : (5000x)
dan didalam (7) lathaif lainnya, masing-masing (1000x) sehingga
di dalam (7) lathaif berju,lah (11000x).
PENJELASAN
:
Menjalankan Dzikir Lafazh al-jalalah didalam tujuh Lathoif
itu sangat penting ,maka di perlukan sekali kebenaran-ketenangan
Menjalankan-nya sampai tentunya terbiasa semuanya Lathoif itu berkekalan
bergerak sendiri dengan sendirinya menyebut-nyrbut kalimatul ‘Ulya.---Allah---Allah---Allah----tiada
berkeputusan berkekalan idalam segala Keadaan dan tempat,hingga menjadi orang
yang berkekalan beserta Allah, niscaya beruntung unia akhirat.oleh karena itu
maka sesungguhnya dilatih dari tingkat permulaan terus meningkat dari lambat
sampai bisa tambah cepat.
Untuk permulaan yang pertama :
Didzikirkan
didalam tiap Lathifah masing-masing seratus kali---100 x
--Allah---Allah---Allah---menjadi seluruhnya berjumlah tujuh ratus kali---700 x
----idalam tujuh Lathoif dan dijalankan dengan tekun selama empat puluh hari---40--hari--sampai---100---malam
Untuk tingkat kedua :
Ditingkatkan
didalam tiap-tiap Lathifah masing-masing---100 x----Allah---Allah---Allah---
menjadilah
di dalam tujuh Lathifah berjulah ----7000 x ----dan dijalankan dan dijalankan
selama ---40---hari---sampai----100---Malam---- langsung dengan memenuhi syarath-syarath
nya dan peraturan-nya.
Untuk tingkat yang tetap :
Didzikirkan
didalam Lathifatul Qolbi---5000 x----dan didalam Lathoif lain-nya
masing-masing---1000 x ---sehingga di dalam semua Lathoif yang tujuh
berjumlah---11000 x-----serta dijalankan sekurang-kurang-nya,---100---malam---langsung
dengan syarath2 dan peraturan-nya, bahkan lebih bauk bila dijalankan selama
hidup di dunia ini.
Maka
apabila kita telah dapat menjalankan dzikir tujuh Lathoif ini dengan sempurna,
dan mengetahui bahwa Lathifah-lathifah Itu adalah satu-satunya Thoreqat Dzikir
dari sunah Nabi-nabi Allah, barulah kita mengetahui dan mengerti apa itu -----TELAGA MUHAMMAD,----maka dengan
mendapatkan-nya itu boleh dinamakan menjadi ---Thabiib---zhahir dan---
Thobib---bathin,----Doktor kesehatan jasmani--dan-- Doktor
kesehatan Rohani sekali gus.
HIKMAH:
Sakit jantung,
·
Paru-paru,
·
Hati kasar,
·
Limpa,
·
Ampedu,
·
Buah pinggang /
punggung,
·
Sakit di Otaq /
sharaf,
·
Tekanan darah tinggi /
darah rendah,
·
Sakit pada daging,
·
Tulang / urat dan yang
Lain-lain sebagainya.
Perhubungkanlah sakitnya dengan beberapa Lathoif-lathoif
yang ada hubungan-nya----lihat bab kedelapan halaman –143-ini nomor sementara
tawajuhkan sisakit itu dan jalankan engan ikhlash.
Maka pancarkanlah dahulu berdzikir kalimatul ‘ulya---Allah---Allah----Allah---di
dalam---7----Lathoif
----11000
x------Sebanyak itu.ingatlah jikalau menjadi thabib yang mengobati
yang menjadi thabibnya berkekalan mengingat Allah dengan ikhlash maka insyaa
Allah akan diberi karunia oleh Allah ta’ala disembuhkan sisakit serta karunia
rahmat atas segala urusan dunia dan
akhirat………………….Tamat………………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar