Minggu, 11 Oktober 2015

BAB : 11 MENGENAL DIRI ...LATIN....



BAB KESEBELAS : MENGENAL DIRI

berkata ahli Syufiyal muhaqiqin dengan mendasarkan pada sabda Rasulullah saw :

Man ‘arafu nafsahu faqad ‘arafa rabbahu, ‘arafa rabbahu faqad jahila nafsahu

 Artinya : barangsiapa mengenal akan dirinya (dengan sebenar-benar mengenal) tentu dia mengenal akan Tuhannya. Barangsiapa yang telah mengenal akan Tuhannya tentu dia mengenal akan dirinya.

Adapun langkah pertama untuk mengenal diri sendiri ialah mengetahui dari itu tersusun dan bentuk-bentuk zhahir 9yang disebut badan atau jasad) dan bentuk-bentuk bathin (yang disebut qalbu atau jiwa) adapun yang disebut qalbu itu bukanlah yang segumpal daging yang berada disebelah (kiri) badan dibawah susu kiri (yang dikatan jantung )tetapi dia adalah ruuh suci dan berpengaruh di dalam tubuh dan dialah yang mengatur jasmani dan segenap anggota badan, dialah sebenarnya : haqeqat insan ( diri yang sebenarnya diri) dan dialah yang bertanggung jawab dan dialah yang di puji dan di azab oleh Allah. Bermula jasad itu dimisalkan suatu kerajaan dan (ruuh) adalah rajanya yang berkuasa mengatur / memerintah jasmani, dan seluruh badan jasmani akan hancur, binasa setelah mati, tetapi haqeqat (ruuh/jiwa) tidak mati, dia tetap tinggal dalam ilmu Allah, kalau jasad disebut kerajaan dalam bentuk alam syahadah (alam nyata) maka ruuh/ jiwa adalah raja dalam bentuk (alam ghaib)
Dia keadaannya tidak terbatas oleh ruang dan waktu tak terpisah, tidak tertentu tempatnya didalam suatu bagian tubuh, oleh karena itu bahwa setiap orang memerintahkan atas kerajaan kecil dalam dirinya sendiri, yang dikatakan juga : dunia kecil dalam dirinya.

Firman Allah Swt : yas-alunaka ‘anilr-ruuh qulir-ruuh min amri rabbii wama utitum minal ilmi illa qaliila (al-israa-85)

Artinya : mereka itu bertanya kepadamu (wahai Muhammad) tentang (ruuh), katakanlah bahwa ruuh itu urusan-Ku, tidak kamu diberi ilmunya melainkan sedikit saja.


Dan lagi firmannya : awala yadzkurul insanu annaa khalaqnahu min qablu walam yakun syai-a (al-maryam ayat-67)


Artinya :  tiadakah manusia itu ingat bahwa kami (allah) menjadikannya dahulu pada hal dia pada tetkala itu belum merupakan apapun.
Merupakan Apa-pun.

Tiliklah bahwa manusia dijadikan dari setetes (air mani) yang tidak mempunyai :
Tidak mempunyai Aqal,
Tidak mempunyia pendengaran,
Tidak mempunyai kaki
Tidak mempunyai tangan
Tidak mempunyai kepala,
Tidak mempunyai perut dan sebagainya.
Ketehuilah bahwa tingkat kesempurnaan yang manusia dapat capai bukanlah dia yang membuatnya, karena rambut sehelaipun takan sanggup manusia membuatnya. Disadarilah kiranya bahwa manusia dapat menemukan dirinya dalam kejadian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan kekuasaan dan kasih sayang Allah yang Maha Agung yang menjadikannya.
KEJADIAN INSAN.

1. adapun kejadian insan itu martabatnya : kejadian dzahir insan adalah martabat
Pertama : tetkala dari bapak itu (Nuqthah) namanya yaitu :Maa-ul hayati (Air hidup) sifat hayat, bahwasanya maua-ulhayat itu tempatnya didalam syurga ketujuh berdekatan dengan Air qashar.
2. bermartabat kedua : tetkala jatuhnya maa-ulhayat masuk kedalam tubuh jasmani itulah (Dzurriyyah) namanya
3. martabat ketiga : tetkala jatuhnya (dzurriyyah) masuk kedalam (tulang shulbi) itulah (mani) namanya yakni ! syifattullah yang artinya martabat yang ketiga itu pada (syifat ma’ani) :
1. ‘Ilmu
2. Hayat
3. Qudrat
4. Iradat
5. Sama’
6. Bashar
7. Kalam
Maka dalam itu hendaklah ibu bapak berkelakuan baik-baik dan berhati-hati
4. kemudian daripada itu maka turun dia dari maqam (‘Ala) kepada maqam (sulfa) itulah yang disebut (Assafi’iina) yaitu daripada kandungan bapak kepada kandungannya ibu.
Serta berjumpa kepada mani bapak dan ibu, maka dinaikan (Nuqthah) artinya :Nuqthah itu bersama-sama menjadi satu titik inilah (masrah) keduanya, maka  dinaikan dia (Nuqthah) artinya : bercampur (mani) bapak dengan (mani) ibu maka itu menjadi (zurriyyah). Adapun tatkala dzurriyyah itu masih masing-masing kedudukannya yaitu bahwa bertingkat-tingkat :
1.      daulatul Qaiim , itulah dzurriyyah dari bapak yakni titik dari bapak, maka keadaannya itulah yang membawa syifat (Jamal)
2.      Nurul Qadiimu , kediamannya itu (mani bapak) pada mata bapak,
3.      Joharul Qadim, kediamannya mani bapak ini pada perut bapak dinamakan (Masyiinuna)

DEMIKIAN PULA DZURRIYYAH DARIPADA IBU SEPERTI JUGA HALNYA DZURRIYAH  PADA BAPAK.
Didalam keadaannyapun bertingkat-tingkat pula, seperti pada bapak, maka mani mapak yang jatuhnya kedalam tanah suci itu (Alif awal) namanya. Dan juga berjumpa dzurriyyah itu jadilah (dua titik) maka (Nuqthan) namanya, atau disebut dengan nama (dua alif) namanya.

1.      Alif awal…itu dzurriyyah bapak, maka itulah yang menjadi anak.
2.      Alif sani …itulah dzurriyyah ibu, inilah rupanya.(……ada gambarnya disini……..)
Dan apabila masrah keduanya yakni menjadi satu, maka jadilah berlaku suatu kelakuan, maka dinamakan ia (Nuqthah) inilah rupanya (…ada gambarnya disini…………..)

Kemudian juga masrah keduanya dalam (rahim ibu) sampai paa bilangan cukup (40) hari maka dinamakan dia (Nutfah) inilah rupanya (………………….)
Seterusnya manakala dialam rahim ibu cukup bilangan (80) hari, dinamakan dia (‘Alaqah) inilah rupanya (……………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (90) hari, maka dia dinamakan dia (Mudghah) inilah rupanya (………………)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (120) hari, dinamakan dia (Hayyun) inilah rupanya (…………………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (9) bulan atau (12) bulan maka dinamakan dia (Janin) inilah rupanya (………….)
Maka telah cukuplah syifat-syifat-nya itu, inilah kehasilan-nya (Insanul kamil) yang bernama (syifat Rahman) yang daripada Allah (Joharul Qadiim) daripada mani bapak / ibu pada perut, dan yang bernama (syifat Arrahiimu) yang daripada Allah SWT, itulah haqeqat (insanul kamil)


Firman Allah SWT, walaqad khalaqnal insana min sulalatin min thiin, tsumma ja’alnahu nutfatan fii qararim-makiin, tsumma khalaqna nuthfata ‘alaqatu mudhghatan fakhalaqnal mudhghatan ‘izhaman fakasaufal ‘izhama lahma, tsumma ansyaa-anahu khalaqna akhara, fatabarakallahu ahsanal khaliqiina.

Artinya : demi sesungguhnya kami (Allah) telah memulai penciptaan manusia daripada (air) yang tersaring dari sarinya tanah, lalu kami jadikan (air mani) ditempat diamnya yang kokoh kemudian kami jadikan (mani) itu (darah segumpal) maka kami jadikan segumpal (darah) itu daging sepotong lalu kami jadikan tulang maka kami jadikan tulang2 itu dibungkus dengan daging , kemudian kami berkenan terbitkan dia kejadian baru (manusia) yang elok, maka telah memberkati Allah yang sebagus-rupa rupa.yang maha menjadikan.
Maka demikian itulah ringkasan haqeqat (Insanl kamil) yakni yang sebenar-benarnya (diri) dan yang sebenar-benarnya (tuhan), sebagaimana telah berkata ahli shufiyatul muhaqiqiina :

Man ‘arafa nafsahu faqad ‘arafa rabbahu. Maksudnya : mengenal haqeqatnya yakni : mengenal : dzatnya, shifatnya, af’alnya,
asmanya, sebagaimana firman Allah SWT.

Artinya : barangsiapa mengenal akan dirinya dengan sebenar-benar mengenal, maka sesungguhnya dia mengenal akan tuhannya dengan sebenar-benar mengenal, maksudnya: mangenal haqeqatnya yakni : dzatnya, shifatnya, af’alnya, asmanya, sebagaimana firman Allah SWT.

Wallahu khalaqakum wamata’maluuna (ashafat-96)

Artinya : bahwasanya Allah yang telah menjadikan kamu dan apa perbuatan-perbuatan kamu, maksud maradnya ayat ini menerangkan bahwa Allah bersesuatu keduanya (di antara khalaq dan makhluq) yakni keadaannya insan itu keadaannya Allah pada bathinnya dan pada zhahirnya :

Al-insanu zhahirullahu, wallahu bathinuhu.

Artinya : manusia itu zhahir Allah, dan Allah itu bathin manusia.

Oleh karena segala (geraq dan diam) itu sebenar-benarnya tiayada sesuatu yang lain hanyalah (af’alullah jiwanya ):

Laa tataharrak dzurrata illaa bi-idznillahi.
Artinya : tiadalah geraq sesuatupun hanya serta idzin Allah (hanya geraq allah juga haqeqatnya).

TAR KIBUL INSAN = SUSUNAN MANUSIA.
1 . Bermula : Penglihatan,…Pendengaran,…Penciuman,…Perasaan.
                      Itu datang dari ada Allah Subhanahu Wata’ala,
2 . Adapun :  Ruuh,
                      Nyawa,
                      Wujud,
                      ‘Ilmu,
                      Nuur,
                      Sayahud,
                      Itu datang Ashalnya daripada Muhammad, Shalallahu ‘Alaihi Wasallam,
3 . Adapun  : Tubuh,
 Jasmani,
 Narun,
 Rihun,
 Maun,T
 urobun,
                      Itu atang Asalnya daripada Adam ‘Alaihissalam
4 . Adapun :  Tulang,…Urat,…Otaq,…Sendi,
                      Itu datang Ashalnya daripada Bapak,
5 . Adapun :  Darah,
                      Daging,
                      Kulit,
                      Rambut,
                      Itu Datang Ashalnya dari iada Ibu
6 . Adapun :  Wadaa,…Madi,..Mani,...Minikum,…Nuthfah,…‘Alaqoh,…Mudhghoh,
                      Itu Asalnya daripada Ibu beserta Bapak

Falyanzhurul insanu mimma khaliqa mimma-i afiqin, sayakhruju min bainil shalbi wattara-ibi 
( Ath-thoriq Ayat-5-7 )

Artinya : maka hendaklah memperhatikan manusia dari apa dijadikannya daripada air mani yang memancar tertumpah yang keluar dia dari antara tulang punggung (shulbi) laki-laki dan tulang dada perempuan.

Adapun air itu :
1.      darah oleh kita, dan adalah tempat tajali wujudullah yang bernama (Muhyii)
2.      dan api itu syahud oleh kita, dan adalah tempat tajali wujudullah yang bernama ( ‘Azhiim)
3.      adapun angin itu, nafas oleh kita, dan adalah tempat tajali wujudullah yang bernama 
 ( Qawiyyun)
4.      dan adapun tanah itu, tempat tajali wujudullah yang bernama (Hakiim)

Qola Rasulullah .s.a.w : ‘Aroftu robbii birobbii,  
                                                                                 
Artinya : Daku mengenal Tuhanku dengan Tuhanku,

KEJADIAN INSAN KAMIL:

Adapun kejadian insan kamil itu daripada syifat-syifat (Jalal) dan (Jamal), maka tetkala bertemu zhurriyyah (bapak) dengn (Ibu) keduanya, bertemulah syifst-syifat itulah (Jala) dan (Jamal), beroleh keduanya disebut 9wujud) yang disebut (Nurullah) dan (Nur Muhammad) namanya, inilah yang bernama (‘Ayanus-sabitatu) artinya, maka manakala dia keluar dari kandungan ibu bernama dia (Hara) yakni (Manusia). Itulah sebenar-benarnya (Insan/manusia) kehasilannya daripada dua syifat (Jalal) dan (Jamal) yakni zhurriyyah (bapak) beserta zhurriyyah (Ibu), dinamailah (Insanul kamil) yakni mana keadaannya! Insan daripada dua (Nasah) artinya, daripada dua bagian syifat-syifat yang apabila bertemu keduanya menjadilah (suatu wujud) yaitu (wujudullah) dan (wujud insan) namanya, inilah suatu wujud (dua) namanya.
Tetkala belum bertemu disebut (wujudullah) namanya.
Dan setelah bertemu disebut (wuju insan) namanya.
Maka apabila berbagi-bagi kelakuan itu (wujud ‘ama) namanya.
Adapun martabat Allah itu berbagi-bagi :
1 . Ahadiyah
2 . Wahdah
3 . Wahidiyah
4 . ‘Alamul-ruuh
5 . ‘Alamul-misyal
6 . ‘Alamul-Insan
Adapun alam insan itu terhimpun padanya elapan martabat, yakni :
Empat daripada bapak dan empat daripada ibu, dan manakala bertemu keduanya dinamakan dia, manusia/insan kamil dan insanul haq, yakni sesuatu yang disebut, tauladan alam yang terdiri daripada zhurriyyah.
Pertama : martabat alam yaitu yang menjadi tubuh (martabat tauladan alam yaitu yang datang asalnya dari (ibu),

Kedua ; martabat nashatul haq, yaitu suatu suku daripada tauladan Haq terbagi daripada zhurriyyah bapak yakni martabatnya (nyawa) yang jadi daripada zhurriyyah (bapak)

HAQQUL JASADI  WAHQQUR-RUUH:

Telah berkata syaikhul masyaikhil Hamzah Szthoh:

Man lam ya’lam haqqul jasadi wahaqur-ruuhi wahaqqur-rabbi fahayatuhu kahayawani.

Artinya : barangsiapa yang tidak mengetahui hal yang sebenar-benarnya (Jasad) dan yang sebenar-benarnya (Nyawa/ruuh) dan yang sebenar-benarnya (Tuhan), maka hidupnya itu seperti (Hayawan).
Maka hendaknya diketahui :
Siapa yang memerintah engkau,
Yakni menjadikan engkau jasad,
Dan yang menghidupkan nyawa engkau,
Dan yang menggerakkan engkau,
Bahwasanya jasad itu daripada (Nur Muhammad) asalnya,
Sedangkan Nur Muhammad itu (Rahul Qudus),
Yang dijadikan oleh Allah daripada sirnya (rahasianya),
dan artinya, Siir itu (kehendak Allah) semata-mata,
Sebagaimana dikatakan dalam sabda rasulullah:
Ana min nuuridz-dzati wal’alamu minni,
artinya : daku ini daripada cahya-nya Dzat (allah) dan semesta alam ini daripadaku,
bahwasanya jasad itu dijadikan oleh allah itu daripada (tanah), maksudnya asalnya daripada (anasir yang empat)
1 . Air,

2 . Angin,

3 . Api,

4 . Tanah,
Dan nyawa di Jadikan-nya daripada ( Nur Muhammad,)
Dan gerak di Jadikan-nya oleh Allah daripada ( Wahdatul Af-al.)
Maka dinamakan dia (Insan) nyatanya (Insan kamil),
Dan nyatanya (Insan kamil) itu (Muhammad),
Dan nyatanya (Muhammad) itu (Rahasia),
Dan nyatanya (Muhammad) itu (Rasulullah),
Dan nyatanya (Rasulullah) itu (Rahasia),
Dan nyatanya (Rahasia) itu (Nyawa),
Dan nyatanya (Nyawa) itu (Hati),
Dan nyatanya (Hati) itu (Tubuh),
Dan nyatanya (Tubuh) itu (Insaniyah),
Dan adapun insaniyah itu tempat nyatanya pada segala kenyataan (hati),
Dan hati itu tempat melihatbarang yang baik dan yang buruk,
Adapun antara (Hamba) dengan (Tuhan) itulah (nyawa),
Dan antara nyawa dengan tubuh itulah (Hati), begitulah jangan syak lagi.

TARTIBUL  ASHLIYAH
Keterangan tentang peratutan / susunan yang bangsa (Ashliyah)
1 . Syare’at -------------Kelakuan
2 . Thoreqat-------------Perjalanan
3 . Haqeqat -------------Kebenaran
4 . Ma’rifat -------------Kepastian

1  . Wujud ---------------Wadi
2 . ‘Ilmu ---------------- Madi
3 . Nuur -----------------Mani
4 . Syahud --------------Manikum

1 . Narun --------------- Jalal
2 . Rihun ----------------Jamal
3 . Maun ----------------Qohar
4 . Turobun -------------Kamal

1 . Af-al -----------------Mu’min
2 . Asma ----------------Adam
3 . Shifat ----------------Muhammad
4 . Dzat -----------------Allah 
Adapun yang di namakan (Dzat) itu atas empat perkara :
1 . Shifat Jalal,
2 . Shifat Jamal,
3 . Shifat Qohar
4 . Shifat Kamal,
Adapun yang di namakan (Allah) itu atas! empat perkara :
………………………………………………………………………
1 . Dzat,
2 . Shifat,
3 . Asma,
4 . Af-al,
Adapun yang i Namakan ( Muhammad ) itu atas empat perkara :
1 . Wujud
2 . ‘Ilmu,
3 . Nuur,
4 . Syahud
Adapun yang dinamakan ( Insan ) itu atas empat perkara :
1 . Wadi
2 . Maadi,
3 . Mani,
4 . Manikum,
Adapun yang di namakan(jisim / jasad) itu atas mpat perkara :
1 . Narun, ===Api
2 . Rihun, ===Angin
3 . Maun,  ===Air
4 . Turobun, ==Tanah
Adapun yang di namakan (tubuh jasmani) itu atas  empat perkara :
1 . Jaldun ==Kulit
2 . Lahmun =Daging
3 . ‘Arqun ==Urat
4 . ‘Izhomun =Tulang
Adapun yang di namakan harkat (geraq) itu atas dua perkara :
1 . Budi
2 . ‘Aqal
Pertemuan budi engan ‘aqal itulah menjadi harkat = Geraq, ya’ni kemauan / keinginan,  yang i namakan: (Wahdatul Af-‘al.)

SEBENAR-BENAR-NYA HIDUP:

Bermula yang sebenar-benarnya hidup itu atas empat perkara :
1.      Syare’at
 Nyata pada tubuh jasmani, kenyataan insan seperti tempat lampu,
2.      Thareqat
Nyata pada hati /qalbu kenyataan ruhani seperti sumbu,
3.   Haqeqat
Nyata pada nyawa/ruuh, kenyataan Muhammad seperti minyak lampu,
4.   Ma’rifat
 Nyata pada rahasia/siir, kenyataan Allah seperti cahya lampu,
1.      awwalu,
Bahwa awal Muhammad itu pada cahya,
2.      Akhiru
Bahwa akhir Muhammad itu ruhani hati,
3.      Zhahiru
Bahwa zhahir Muhammad itu insan tubuh,
4.      Bathinu
Bahwa batin Muhammad itu rabbani rahasia,


berkata ahli shufiah : al-insanu zhahirullah, wallahu batinuhu

artinya : insan itu zhahirnya Allah dan allah itu batinnya manusia

Bahwasanya yang sebenar-benarnya hidup itu (nyawa),
yang sebenar-benarnya (nyawa) itu (rahasi) yang sebenar-benarnya (rahasia) itu (Dzat-tullah) itulah yang meliputi pada semesta alam.
NAFAS:
Bahwasanya nafas itu yang dinamai : sebenar-benarnya (hidup), dan yang sebenar-benarnya (Hidup) itu ajali dan menjadi rahmat, yakni dinamaka dia (Alif’aridhi) adapun (alif ‘aridi) itu berdiri di dalam (’Alam syahadah) dan yang sebenar-benarnya (Syahadah) itu (Alif mutakalim wahdah) artinya : yang berkata dengan sendirinya, disebut (Ta’ainul awwal) yakni kenyataan yang pertama. 

Adapun nafas itu adalah suatu alat (perkakas) untuk berhubungan antara (Khalaq dan Khalik), oleh karena Allah ta’ala menciptakan rupa manusia menurut kehendaknya melalui dari semenjak sebagai (biniah/titik) yang diturunkan oleh Allah (Dzurriyyah) itu kedalam Rahim 9tanah suci) ibu sampai masa seratus dua puluh empat hari tetkala mana berulah Allah memasukan (nyawa) kedalam batin itu.

Kemudian diberinya suatu alat/perkakas untuk berhubungan langsung antara (khalaq dan khalik) yaitu (Nafas) yang dijalankan masuk keluar.
 
Firman Allah:  huwalladzi yushawwiruku fiir-arhami kaifa yasya-u laa ilaha illaa huwal’aziizul hakiim

Artinya ; Dzat Allah menciptakan rupa kamu di dalam tanah suci (rahim) ibu kamu sebagaimana yang di kehendakinya jua tiada Tuhan yang disembah melainkan Dzit Allah yang maha luhur lagi bijaksana.

Perihal:Nafas.

Bermula yang dikata----Nafas----Itu empat macam,yaitu:
1.  Nafsu
2.  Anfusu
3.  Tanafusu
4.  Nufuusu
1 . Bahwa sanya yang bernama---Nafsu---ialah yang masuk-keluar daripada mulut,
Dan shifat rupanya itu : Hitam
Maqamnya itu : Nafsullawamah
Dan ‘alamnya itu : Nasut (‘alam syahadah)
Dan tempatnya itu kepada tubuh, taitu kenyataan…..Af’alullah….Latataharrok dzurratu illa bi-idznillahi
2. bahwasanya yang bernama (Anfusu) ialah yang masuk keluar daripada (Telinga).
Dan nafsunya itu (amarah), dan alamnya itu Malakut (‘Alam Malaikat) dan tempatnya itu (Hati), yaitu kenyataan (Asma ullah)    
3.      adapun yang bernama ….Tanafusu…..ialah yang masuk keluar daripada (mata)
dan sifatnya itu ((sawiyyah radhiyah)
dan ‘Alamnya itu (‘Alam Nabi-nabi)
dan tempatnya itu kepada (Nyawa), yaitu kenyataan ….Shifatullah…..
4.      adapun yang bernama…..Nufusu…..ialah yang masuk keluar daripada (Hidung),
dan shifatnya rupanya itu (Putih),
dan nafsunya itu (Mutmainah, an alamnya itu (‘Alammullah),
dan tempatnya itu kepada (Rahasia) yaitu kenyataa ,,,,,,,Dzatullah….

Adapun (nafas) manakala naik (keluar) maka tempatnya keoada (abu jalali)
Adapun (nafas) manakala turun (masuk) maka tempatnya kepada (abu jamali)
Adapun (nafas) manakala berhenti (tidur) maka tempatnya kepada (abu qahar)
Adapun (nafas) manakala hilang (mati) maka tempatnya kepada (abu kamal)

Telah berkata syaihunal-mursyid :

Kullu nafsi yakhula bighairi dzikri fahuwa mayyita kalhayawan walbaha-imi fiidunya wafiil-akhirati layanfa’u bal yadhurru wayusyaqqa wayu’adzabu abadan.

Artinya : bahwasanya tiap-tiap (nafas) yang keluar masuk yang kosong dari mengingati Allah maka orang itu (mayat) seperti (hayawan) dan binatang buas yang di dunia maupun di akhirat tiada berguna bahkan menyusahkan dirinya dan di binasakan dan tersiksa selamanya.

Demikianlah, dengan memperhatikan diri itu akan mendapati pula segala kejadia di bumi dan dilangit yakni, mengenal akan diri itu akan mengenal pula apa-apa yang di bumi dan di langit.


 
 Di BUMI

   PADA DIRI

    DI BUMI

 PADA DIRI

Bumi
Gunung
Tambang
Sungai
Tanah
Pohon
Timur
Barat
Selatan
Utara

Jasad
Susu/Anggota
Otaq
Peluh/Keringat
Daging
Rambut
Muka
Belakang
Kanan
Kiri

Angin
Kilat
Guruh/Petir
Hujan
Mega/Awan
Mati
Hidup
Panas
Dingin

Nafas
Perkataan
Tertawa
Tangis
Marah/Sedih
Tidur
Bangun
Muda
Tua




SHIFAT-SHIFAT

DI LANGiT

DI DIRIKITA

Kesucian
Kecantikan
Terang Benderang
Nur / Cahya
Grlap
Lemah Lembut
Halus

Syurga
Bidadari
Matahari
Bulan
Malam

Udara


Ruuh
Lidah
Muka / Wajah
Mata
Rambut
Hati
Rahasia


KETERANG MENGENAI : BINIYAH KEJADIAN :

Nomor. 1. Sampai .11 Ada gambarnya

1. terlebih dahulu merupakan biniyah kejadian,
   Tetkala itu (Nuqthah) namanya atinya satu titik (alif  awal) namanya,

Ada Gambarnya

2.  berjumpa (dzurriyyah) bapak (Dzurriyyah) ibu menjadi (Nuqthan) dua titik / dua alif, itulah (ruh ruhani) dengan (ruh jasmani)      bertetes suci (rahim), -7)
 
   Firman Allah : wabada akhlaqa insani mintiin ( al-sajadah ayat-7)

Artinya : dan Allah telah memulai penciptaan manusia dari (tanah)

3.  telah masrah (nuqthfah) namanya maka telah dapat bergetar, telah ketambahan (rupa), dari saidina Muhammad saw.

4 . Telah Masrah….Nuqthoh….Namanya Dan Manakala Telah Cukup  Empat Puluh Hari….Nuthfah….namanya Maka Telah Dapat      Bergetar,Telah Ketambahan….Rupa….Dari  Saidina Muhammad.s.a.w.
5.  pada antara dua bulan telah ketambahan (warna) dari saidina Muhammad saw, maka telah dapat berdenyut manakala telah cukup (delapan puluh hari) dinakan dia (‘Alaqah)
6.  manakala telah cukup sembilan puluh hari di namakan dia (Mudhghah) telah ketambahan dari saidina Muhammad (Kulit) maka telah dapat bergerak.

6 . Manakala telah cukup empat bulan dinamakan dia (hayyun)
Dan telah ketambahan dari saidina Muhammad (Otaq)
Maka tetkala telah dapat shifat (lauba)

7 . pada antara lima bulan telah ketambahan (urat)
      Maka didalam bumi suci telah mendapat (lembab) saja,

 8 . pada antara enam bulan telah keambahan dari saidina Muhammad saw (tulang) maka di bumi suci dapat (membulak bali…naik turun)

 9 . pada antara tujuh bulan berada dibumi suci (rupa) shurat Muhammad ia shurat (rahman) maka ketambahan (rambut, darah, daging)
Pada Antara Tujuh Bulan Berada Dibumi Suci,

 10 . pada antara delapan bulan dinamakan dia (janin) maka telah dikenakan pada kandungannya sudara empat kelima yaitu (hawasil khamsah)
     1 . Air Tuban,
          Maqom Saidina Jabrail.a.s.
          Tempatnya di…..kulit,…..Shifat kasihan.
     2 . Bungkus,
          Maqom Saidina Mikail.a.s.                                                                                    
          Tempat di ….Tulang….Shifat kekuatan.
     3 . ……….
          Maqom Saidina Isrofil .a.s.,
          Tempatnya di…. Otaq….. menjadi kemauan/ ke elokan
     4 . Darah Pengiring,
          Maqom Saidina ‘Izroil.a.s.
          Tempatnya di….daging…..menjadi daya penangkal maut.

11 . pada antara bilangan sembilan bulan atau dua belas bulan telah di beri haqeqat artinya (gerak) yakni pertemuan (budi) dengan (aqal) menjadi kemauan/keinginan dan hidup, maka bernama (Muhammad) yakni (wujud, ilmu, syahud)
pada antara bilangan sembilan atau duabelas bulan telah  

Ada Gambarnya

Tersebut didalam hadits, bahwasanya Allah ta’ala
Firman : banaitu fii jaufibni adama qashran, wafilqashri shadran wafish-shadri qalban fuadan. Wafil fuadi syaghafan, wafil syaghafi lubbun, wafillubbisirran, wafissirri anaa,

Artinya : telah kami perbuat susunan dalam rongga anak adam itu satu mahligai/istana dan dalam istana itu (dada), dan di dalam (dada) itu (hati), di dalam (hati) itu (fuadu)

(budi hati) dan dalam fuadu itu syaghafi (sukma hati) dan di dalam syaghafi itu lubuk (hati) dan di dalam lubuk (hati) itu  (siir rahasia) dan di dalam siir itu (Aku)



yaitu maksudnya siir itu tempat (tajalli) Aku (allah) sebagaimana berfirman : kepada Nabiyyullah Dauda as Farighli baitan askun fihi, artinya : selesaikan olehmu bagiku suatu rumah kediaman, selesaikan olehmu yakni kesongkan olehmu (hatimu) dari segala sesuatu selain (Aku) hanyalah untuk (Aku) semata-mata dan berhadaplah hatimu hanyalah kepada (Aku)

Adapun maksud daripada perkataan  fiihi (di dalamnya) bukan artinya : dzat Allah berdiam di dalamnya/duduk di dalammnya, melainkan ibarat daripada sangat berhadapan hatinya kepada Allah, fanau pandangannya pada Allah semata-mata dan itulah yang dimengenakan dengan kata tajalli tuhan.




TAMAT

Tidak ada komentar: