BAB KESEBELAS : MENGENAL DIRI
berkata ahli Syufiyal muhaqiqin dengan
mendasarkan pada sabda Rasulullah saw :
Man ‘arafu nafsahu faqad
‘arafa rabbahu, ‘arafa rabbahu faqad jahila nafsahu
Artinya : barangsiapa mengenal akan dirinya (dengan sebenar-benar mengenal) tentu dia mengenal akan Tuhannya. Barangsiapa yang telah mengenal akan Tuhannya tentu dia mengenal akan dirinya.
Adapun langkah pertama untuk mengenal diri sendiri
ialah mengetahui dari itu tersusun dan bentuk-bentuk zhahir 9yang disebut badan
atau jasad) dan bentuk-bentuk bathin (yang disebut qalbu atau jiwa) adapun yang
disebut qalbu itu bukanlah yang segumpal daging yang berada disebelah (kiri)
badan dibawah susu kiri (yang dikatan jantung )tetapi dia adalah ruuh suci dan
berpengaruh di dalam tubuh dan dialah yang mengatur jasmani dan segenap anggota
badan, dialah sebenarnya : haqeqat insan ( diri yang sebenarnya diri) dan
dialah yang bertanggung jawab dan dialah yang di puji dan di azab oleh Allah.
Bermula jasad itu dimisalkan suatu kerajaan dan (ruuh) adalah rajanya yang
berkuasa mengatur / memerintah jasmani, dan seluruh badan jasmani akan hancur,
binasa setelah mati, tetapi haqeqat (ruuh/jiwa) tidak mati, dia tetap tinggal
dalam ilmu Allah, kalau jasad disebut kerajaan dalam bentuk alam syahadah (alam
nyata) maka ruuh/ jiwa adalah raja dalam bentuk (alam ghaib)
Dia keadaannya tidak terbatas oleh ruang dan waktu tak
terpisah, tidak tertentu tempatnya didalam suatu bagian tubuh, oleh karena itu
bahwa setiap orang memerintahkan atas kerajaan kecil dalam dirinya sendiri,
yang dikatakan juga : dunia kecil dalam dirinya.
Firman Allah Swt : yas-alunaka ‘anilr-ruuh qulir-ruuh min amri rabbii wama utitum minal
ilmi illa qaliila (al-israa-85)
Artinya : mereka itu bertanya kepadamu (wahai
Muhammad) tentang (ruuh), katakanlah
bahwa ruuh itu urusan-Ku, tidak kamu diberi ilmunya melainkan sedikit saja.
Dan lagi firmannya : awala yadzkurul insanu annaa
khalaqnahu min qablu walam yakun syai-a (al-maryam ayat-67)
Artinya : tiadakah manusia itu ingat bahwa kami (allah)
menjadikannya dahulu pada hal dia pada tetkala itu belum merupakan apapun.
Merupakan Apa-pun.
Tiliklah
bahwa manusia dijadikan dari setetes (air mani) yang tidak mempunyai :
Tidak mempunyai Aqal,
Tidak mempunyia pendengaran,
Tidak mempunyai kaki
Tidak mempunyai tangan
Tidak mempunyai kepala,
Tidak mempunyai perut dan sebagainya.
Ketehuilah
bahwa tingkat kesempurnaan yang manusia dapat capai bukanlah dia yang
membuatnya, karena rambut sehelaipun takan sanggup manusia membuatnya.
Disadarilah kiranya bahwa manusia dapat menemukan dirinya dalam kejadian yang sangat
kecil bila dibandingkan dengan kekuasaan dan kasih sayang Allah yang Maha Agung
yang menjadikannya.
KEJADIAN INSAN.
1. adapun kejadian insan itu
martabatnya : kejadian dzahir insan adalah martabat
Pertama : tetkala dari bapak
itu (Nuqthah) namanya yaitu :Maa-ul hayati (Air hidup) sifat
hayat, bahwasanya maua-ulhayat itu tempatnya didalam syurga ketujuh berdekatan
dengan Air qashar.
2. bermartabat kedua :
tetkala jatuhnya maa-ulhayat masuk kedalam tubuh jasmani itulah (Dzurriyyah)
namanya
3. martabat ketiga : tetkala
jatuhnya (dzurriyyah) masuk kedalam (tulang shulbi) itulah (mani)
namanya yakni ! syifattullah yang artinya martabat yang ketiga itu pada (syifat
ma’ani) :
1. ‘Ilmu
2. Hayat
3. Qudrat
4. Iradat
5. Sama’
6. Bashar
7. Kalam
Maka dalam itu hendaklah ibu
bapak berkelakuan baik-baik dan berhati-hati
4. kemudian daripada itu
maka turun dia dari maqam (‘Ala) kepada maqam (sulfa) itulah yang
disebut (Assafi’iina) yaitu daripada kandungan bapak kepada kandungannya
ibu.
Serta berjumpa kepada mani bapak dan ibu, maka dinaikan
(Nuqthah) artinya :Nuqthah itu
bersama-sama menjadi satu titik inilah (masrah) keduanya, maka dinaikan dia (Nuqthah) artinya : bercampur (mani)
bapak dengan (mani) ibu maka itu
menjadi (zurriyyah). Adapun tatkala
dzurriyyah itu masih masing-masing kedudukannya yaitu bahwa bertingkat-tingkat
:
1. daulatul Qaiim , itulah dzurriyyah dari bapak yakni
titik dari bapak, maka keadaannya itulah yang membawa syifat (Jamal)
2. Nurul Qadiimu , kediamannya itu (mani bapak) pada mata bapak,
3. Joharul Qadim, kediamannya mani bapak ini pada perut
bapak dinamakan (Masyiinuna)
DEMIKIAN PULA DZURRIYYAH DARIPADA IBU SEPERTI JUGA
HALNYA DZURRIYAH PADA BAPAK.
Didalam keadaannyapun bertingkat-tingkat pula, seperti
pada bapak, maka mani mapak yang jatuhnya kedalam tanah suci itu (Alif awal) namanya. Dan juga berjumpa
dzurriyyah itu jadilah (dua titik)
maka (Nuqthan) namanya, atau disebut
dengan nama (dua alif) namanya.
1. Alif awal…itu dzurriyyah bapak, maka itulah yang
menjadi anak.
2. Alif sani …itulah dzurriyyah ibu, inilah rupanya.(……ada gambarnya disini……..)
Dan
apabila masrah keduanya yakni menjadi satu, maka jadilah berlaku suatu
kelakuan, maka dinamakan ia (Nuqthah) inilah rupanya (……ada
gambarnya disini…………..)
Kemudian juga masrah keduanya dalam (rahim
ibu) sampai paa bilangan cukup (40) hari maka dinamakan dia (Nutfah) inilah rupanya (………………….)
Seterusnya manakala dialam rahim ibu cukup bilangan
(80) hari, dinamakan dia (‘Alaqah) inilah rupanya (……………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (90) hari, maka dia dinamakan dia (Mudghah)
inilah rupanya (………………)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (120)
hari, dinamakan dia (Hayyun) inilah rupanya (…………………..)
Dan manakala didalam rahim ibu cukup bilangan (9) bulan atau (12) bulan maka dinamakan dia (Janin) inilah rupanya (………….)
Maka telah cukuplah syifat-syifat-nya itu, inilah
kehasilan-nya (Insanul kamil) yang bernama (syifat Rahman) yang daripada Allah (Joharul Qadiim) daripada mani bapak / ibu pada perut, dan yang
bernama (syifat Arrahiimu)
yang daripada Allah SWT, itulah haqeqat (insanul kamil)
Firman Allah
SWT, walaqad khalaqnal insana min sulalatin min thiin, tsumma ja’alnahu
nutfatan fii qararim-makiin, tsumma khalaqna nuthfata ‘alaqatu mudhghatan
fakhalaqnal mudhghatan ‘izhaman fakasaufal ‘izhama lahma, tsumma ansyaa-anahu
khalaqna akhara, fatabarakallahu ahsanal khaliqiina.
Artinya : demi sesungguhnya kami (Allah) telah memulai penciptaan manusia daripada (air) yang tersaring dari sarinya tanah, lalu kami jadikan (air
mani) ditempat diamnya yang kokoh
kemudian kami jadikan (mani) itu (darah segumpal) maka kami jadikan segumpal (darah) itu daging sepotong lalu kami jadikan tulang maka
kami jadikan tulang2 itu dibungkus dengan daging , kemudian kami berkenan
terbitkan dia kejadian baru (manusia) yang elok, maka telah memberkati Allah yang
sebagus-rupa rupa.yang maha menjadikan.
Maka demikian itulah ringkasan haqeqat (Insanl
kamil) yakni yang sebenar-benarnya (diri) dan yang sebenar-benarnya (tuhan), sebagaimana telah berkata ahli shufiyatul muhaqiqiina
:
Man ‘arafa
nafsahu faqad ‘arafa rabbahu.
Maksudnya : mengenal haqeqatnya yakni : mengenal : dzatnya, shifatnya, af’alnya,
asmanya, sebagaimana firman Allah SWT.
Artinya : barangsiapa mengenal akan dirinya dengan
sebenar-benar mengenal, maka sesungguhnya dia mengenal akan tuhannya dengan
sebenar-benar mengenal, maksudnya: mangenal haqeqatnya yakni : dzatnya, shifatnya, af’alnya, asmanya, sebagaimana firman Allah SWT.
Wallahu
khalaqakum wamata’maluuna (ashafat-96)
Artinya : bahwasanya Allah yang telah menjadikan kamu
dan apa perbuatan-perbuatan kamu, maksud maradnya ayat ini menerangkan bahwa
Allah bersesuatu keduanya (di antara
khalaq dan makhluq) yakni keadaannya insan itu keadaannya Allah pada
bathinnya dan pada zhahirnya :
Al-insanu
zhahirullahu, wallahu bathinuhu.
Artinya : manusia itu zhahir Allah, dan Allah itu
bathin manusia.
Oleh karena segala (geraq dan diam) itu sebenar-benarnya tiayada sesuatu yang lain
hanyalah (af’alullah jiwanya ):
Laa tataharrak
dzurrata illaa bi-idznillahi.
Artinya : tiadalah geraq sesuatupun hanya serta idzin
Allah (hanya geraq allah juga
haqeqatnya).
TAR KIBUL INSAN = SUSUNAN MANUSIA.
1
. Bermula : Penglihatan,…Pendengaran,…Penciuman,…Perasaan.
Itu datang dari ada Allah
Subhanahu Wata’ala,
2
. Adapun : Ruuh,
Nyawa,
Wujud,
‘Ilmu,
Nuur,
Sayahud,
Itu datang Ashalnya daripada
Muhammad, Shalallahu ‘Alaihi Wasallam,
3
. Adapun : Tubuh,
Jasmani,
Narun,
Rihun,
Maun,T
urobun,
Itu atang Asalnya daripada Adam ‘Alaihissalam
4
. Adapun : Tulang,…Urat,…Otaq,…Sendi,
Itu datang Ashalnya daripada
Bapak,
5
. Adapun : Darah,
Daging,
Kulit,
Rambut,
Itu Datang Ashalnya dari iada Ibu
6
. Adapun : Wadaa,…Madi,..Mani,...Minikum,…Nuthfah,…‘Alaqoh,…Mudhghoh,
Itu Asalnya daripada Ibu beserta
Bapak
Falyanzhurul insanu mimma khaliqa mimma-i
afiqin, sayakhruju min bainil shalbi wattara-ibi
( Ath-thoriq Ayat-5-7 )
Artinya : maka hendaklah memperhatikan manusia dari apa dijadikannya
daripada air mani yang memancar tertumpah yang keluar dia dari antara tulang
punggung (shulbi) laki-laki dan tulang dada perempuan.
Adapun air itu :
1. darah oleh kita, dan adalah tempat tajali
wujudullah yang bernama (Muhyii)
2. dan api itu syahud oleh kita, dan adalah
tempat tajali wujudullah yang bernama (
‘Azhiim)
3. adapun angin itu, nafas oleh kita, dan
adalah tempat tajali wujudullah yang bernama
( Qawiyyun)
4. dan adapun tanah itu, tempat tajali
wujudullah yang bernama (Hakiim)
Qola Rasulullah .s.a.w : ‘Aroftu robbii birobbii,
Artinya : Daku mengenal Tuhanku dengan
Tuhanku,
KEJADIAN INSAN KAMIL:
Adapun kejadian insan kamil
itu daripada syifat-syifat (Jalal) dan (Jamal), maka tetkala bertemu zhurriyyah
(bapak) dengn (Ibu) keduanya, bertemulah syifst-syifat itulah (Jala) dan
(Jamal), beroleh keduanya disebut 9wujud) yang disebut (Nurullah) dan (Nur
Muhammad) namanya, inilah yang bernama (‘Ayanus-sabitatu) artinya, maka
manakala dia keluar dari kandungan ibu bernama dia (Hara) yakni (Manusia).
Itulah sebenar-benarnya (Insan/manusia) kehasilannya daripada dua syifat
(Jalal) dan (Jamal) yakni zhurriyyah (bapak) beserta zhurriyyah (Ibu),
dinamailah (Insanul kamil) yakni mana keadaannya! Insan daripada dua (Nasah)
artinya, daripada dua bagian syifat-syifat yang apabila bertemu keduanya
menjadilah (suatu wujud) yaitu (wujudullah) dan (wujud insan) namanya, inilah
suatu wujud (dua) namanya.
Tetkala belum bertemu
disebut (wujudullah) namanya.
Dan setelah bertemu disebut
(wuju insan) namanya.
Maka apabila berbagi-bagi
kelakuan itu (wujud ‘ama) namanya.
Adapun martabat Allah itu berbagi-bagi :
1 . Ahadiyah
2 . Wahdah
3 . Wahidiyah
4 . ‘Alamul-ruuh
5 . ‘Alamul-misyal
6 . ‘Alamul-Insan
Adapun alam insan itu
terhimpun padanya elapan martabat, yakni :
Empat daripada bapak dan
empat daripada ibu, dan manakala bertemu keduanya dinamakan dia, manusia/insan
kamil dan insanul haq, yakni sesuatu yang disebut, tauladan alam yang terdiri daripada
zhurriyyah.
Pertama : martabat alam yaitu yang menjadi tubuh (martabat
tauladan alam yaitu yang datang asalnya dari (ibu),
Kedua ; martabat nashatul haq, yaitu suatu suku daripada
tauladan Haq terbagi daripada zhurriyyah bapak yakni martabatnya (nyawa)
yang jadi daripada zhurriyyah (bapak)
HAQQUL JASADI
WAHQQUR-RUUH:
Telah berkata syaikhul
masyaikhil Hamzah Szthoh:
Man lam ya’lam haqqul jasadi wahaqur-ruuhi
wahaqqur-rabbi fahayatuhu kahayawani.
Artinya : barangsiapa yang
tidak mengetahui hal yang sebenar-benarnya (Jasad) dan yang
sebenar-benarnya (Nyawa/ruuh) dan yang sebenar-benarnya (Tuhan),
maka hidupnya itu seperti (Hayawan).
Maka hendaknya diketahui
:
Siapa yang memerintah
engkau,
Yakni menjadikan engkau
jasad,
Dan yang menghidupkan
nyawa engkau,
Dan yang menggerakkan
engkau,
Bahwasanya jasad itu
daripada (Nur Muhammad) asalnya,
Sedangkan Nur Muhammad
itu (Rahul Qudus),
Yang dijadikan oleh Allah
daripada sirnya (rahasianya),
dan artinya, Siir itu (kehendak Allah) semata-mata,
Sebagaimana dikatakan
dalam sabda rasulullah:
Ana min nuuridz-dzati wal’alamu minni,
artinya : daku ini
daripada cahya-nya Dzat (allah) dan
semesta alam ini daripadaku,
bahwasanya jasad itu
dijadikan oleh allah itu daripada (tanah),
maksudnya asalnya daripada (anasir yang
empat)
1 . Air,
2 . Angin,
3 . Api,
4 . Tanah,
Dan
nyawa di Jadikan-nya daripada ( Nur Muhammad,)
Dan
gerak di Jadikan-nya oleh Allah daripada ( Wahdatul Af-al.)
Maka
dinamakan dia (Insan) nyatanya (Insan kamil),
Dan
nyatanya (Insan kamil) itu (Muhammad),
Dan
nyatanya (Muhammad) itu (Rahasia),
Dan
nyatanya (Muhammad) itu (Rasulullah),
Dan
nyatanya (Rasulullah) itu (Rahasia),
Dan
nyatanya (Rahasia) itu (Nyawa),
Dan nyatanya (Nyawa) itu
(Hati),
Dan nyatanya (Hati) itu
(Tubuh),
Dan nyatanya (Tubuh) itu
(Insaniyah),
Dan adapun insaniyah itu
tempat nyatanya pada segala kenyataan (hati),
Dan hati itu tempat
melihatbarang yang baik dan yang buruk,
Adapun antara (Hamba)
dengan (Tuhan) itulah (nyawa),
Dan antara nyawa dengan
tubuh itulah (Hati), begitulah jangan syak lagi.
TARTIBUL
ASHLIYAH
Keterangan tentang
peratutan / susunan yang bangsa (Ashliyah)
1
. Syare’at -------------Kelakuan
2
. Thoreqat-------------Perjalanan
3
. Haqeqat -------------Kebenaran
4 . Ma’rifat -------------Kepastian
1 . Wujud ---------------Wadi
2 . ‘Ilmu ---------------- Madi
3 . Nuur -----------------Mani
4 . Syahud --------------Manikum
1 . Narun --------------- Jalal
2 . Rihun ----------------Jamal
3 . Maun ----------------Qohar
4 . Turobun -------------Kamal
1 . Af-al -----------------Mu’min
2 . Asma ----------------Adam
3 . Shifat ----------------Muhammad
4 . Dzat -----------------Allah
Adapun yang di namakan (Dzat)
itu atas empat perkara :
1 . Shifat Jalal,
2 . Shifat Jamal,
3 . Shifat Qohar
4 . Shifat Kamal,
Adapun yang di namakan (Allah)
itu atas! empat perkara :
………………………………………………………………………
1 . Dzat,
2 . Shifat,
3 . Asma,
4 . Af-al,
Adapun yang i Namakan ( Muhammad ) itu atas empat perkara :
1 . Wujud
2 . ‘Ilmu,
3 . Nuur,
4 . Syahud
Adapun yang dinamakan ( Insan ) itu atas empat perkara :
1 . Wadi
2 . Maadi,
3 . Mani,
4 . Manikum,
Adapun yang di namakan(jisim / jasad) itu atas mpat perkara :
1 . Narun, ===Api
2 . Rihun, ===Angin
3 . Maun, ===Air
4 . Turobun, ==Tanah
Adapun yang di namakan (tubuh jasmani) itu atas empat perkara :
1 . Jaldun ==Kulit
2 . Lahmun =Daging
3 . ‘Arqun ==Urat
4 . ‘Izhomun =Tulang
Adapun yang di namakan harkat (geraq) itu atas dua perkara :
1 . Budi
2 . ‘Aqal
Pertemuan budi engan ‘aqal itulah menjadi harkat = Geraq, ya’ni
kemauan / keinginan, yang i namakan: (Wahdatul Af-‘al.)
SEBENAR-BENAR-NYA HIDUP:
Bermula yang sebenar-benarnya hidup itu
atas empat perkara :
1. Syare’at
Nyata pada tubuh
jasmani, kenyataan insan seperti tempat lampu,
2. Thareqat
Nyata
pada hati /qalbu kenyataan ruhani seperti sumbu,
3.
Haqeqat
Nyata
pada nyawa/ruuh, kenyataan Muhammad seperti minyak lampu,
4.
Ma’rifat
Nyata pada rahasia/siir, kenyataan Allah
seperti cahya lampu,
1. awwalu,
Bahwa
awal Muhammad itu pada cahya,
2. Akhiru
Bahwa
akhir Muhammad itu ruhani hati,
3. Zhahiru
Bahwa
zhahir Muhammad itu insan tubuh,
4. Bathinu
Bahwa
batin Muhammad itu rabbani rahasia,
berkata
ahli shufiah : al-insanu zhahirullah, wallahu batinuhu
artinya : insan itu zhahirnya Allah dan allah itu
batinnya manusia
Bahwasanya
yang sebenar-benarnya hidup itu (nyawa),
yang
sebenar-benarnya (nyawa) itu (rahasi) yang sebenar-benarnya (rahasia) itu (Dzat-tullah) itulah yang meliputi pada semesta alam.
NAFAS:
Bahwasanya nafas itu yang
dinamai : sebenar-benarnya (hidup), dan yang sebenar-benarnya (Hidup) itu ajali
dan menjadi rahmat, yakni dinamaka dia (Alif’aridhi) adapun (alif ‘aridi) itu
berdiri di dalam (’Alam syahadah) dan yang sebenar-benarnya (Syahadah) itu
(Alif mutakalim wahdah) artinya : yang berkata dengan sendirinya, disebut
(Ta’ainul awwal) yakni kenyataan yang pertama.
Adapun nafas itu adalah
suatu alat (perkakas) untuk berhubungan antara (Khalaq dan Khalik), oleh karena
Allah ta’ala menciptakan rupa manusia menurut kehendaknya melalui dari semenjak
sebagai (biniah/titik) yang diturunkan oleh Allah (Dzurriyyah) itu kedalam
Rahim 9tanah suci) ibu sampai masa seratus dua puluh empat hari tetkala mana
berulah Allah memasukan (nyawa) kedalam batin itu.
Kemudian diberinya suatu
alat/perkakas untuk berhubungan langsung antara (khalaq dan khalik) yaitu
(Nafas) yang dijalankan masuk keluar.
Firman Allah: huwalladzi yushawwiruku fiir-arhami kaifa yasya-u laa
ilaha illaa huwal’aziizul hakiim
Artinya ; Dzat Allah
menciptakan rupa kamu di dalam tanah suci (rahim) ibu
kamu sebagaimana yang di kehendakinya jua tiada Tuhan yang disembah melainkan
Dzit Allah yang maha luhur lagi bijaksana.
Perihal:Nafas.
Bermula yang dikata----Nafas----Itu empat macam,yaitu:
1. Nafsu
2. Anfusu
3. Tanafusu
4. Nufuusu
1 . Bahwa sanya yang bernama---Nafsu---ialah yang masuk-keluar daripada mulut,
Dan shifat rupanya itu : Hitam
Maqamnya itu : Nafsullawamah
Dan ‘alamnya itu : Nasut (‘alam syahadah)
Dan tempatnya itu kepada tubuh, taitu kenyataan…..Af’alullah….Latataharrok dzurratu illa bi-idznillahi
2. bahwasanya yang bernama (Anfusu) ialah yang masuk keluar daripada (Telinga).
Dan nafsunya itu (amarah), dan alamnya itu Malakut (‘Alam Malaikat) dan tempatnya itu (Hati), yaitu kenyataan (Asma ullah)
3.
adapun yang bernama ….Tanafusu…..ialah yang masuk keluar daripada (mata)
dan sifatnya itu ((sawiyyah radhiyah)
dan ‘Alamnya itu (‘Alam Nabi-nabi)
dan tempatnya itu kepada (Nyawa), yaitu kenyataan ….Shifatullah…..
4.
adapun yang bernama…..Nufusu…..ialah yang masuk keluar daripada (Hidung),
dan shifatnya rupanya itu (Putih),
dan nafsunya itu (Mutmainah, an alamnya itu (‘Alammullah),
dan tempatnya itu kepada (Rahasia) yaitu kenyataa ,,,,,,,Dzatullah….
Adapun (nafas)
manakala naik (keluar) maka tempatnya keoada (abu jalali)
Adapun (nafas)
manakala turun (masuk) maka tempatnya kepada (abu jamali)
Adapun (nafas)
manakala berhenti (tidur) maka tempatnya kepada (abu qahar)
Adapun (nafas)
manakala hilang (mati) maka tempatnya kepada (abu kamal)
Telah berkata syaihunal-mursyid :
Kullu nafsi yakhula
bighairi dzikri fahuwa mayyita kalhayawan walbaha-imi fiidunya
wafiil-akhirati layanfa’u bal yadhurru wayusyaqqa wayu’adzabu abadan.
Artinya : bahwasanya tiap-tiap (nafas) yang keluar masuk yang kosong dari mengingati Allah maka orang itu (mayat) seperti (hayawan) dan binatang buas yang di
dunia maupun di akhirat tiada berguna bahkan menyusahkan dirinya dan di
binasakan dan tersiksa selamanya.
Demikianlah, dengan memperhatikan diri itu akan
mendapati pula segala kejadia di bumi dan dilangit yakni, mengenal akan diri
itu akan mengenal pula apa-apa yang di bumi dan di langit.
Di BUMI
|
PADA DIRI
|
DI BUMI
|
PADA DIRI
|
Bumi
Gunung
Tambang
Sungai
Tanah
Pohon
Timur
Barat
Selatan
Utara
|
Jasad
Susu/Anggota
Otaq
Peluh/Keringat
Daging
Rambut
Muka
Belakang
Kanan
Kiri
|
Angin
Kilat
Guruh/Petir
Hujan
Mega/Awan
Mati
Hidup
Panas
Dingin
|
Nafas
Perkataan
Tertawa
Tangis
Marah/Sedih
Tidur
Bangun
Muda
Tua
|
SHIFAT-SHIFAT
|
DI LANGiT
|
DI DIRIKITA
|
Kesucian
Kecantikan
Terang Benderang
Nur / Cahya
Grlap
Lemah Lembut
Halus
|
Syurga
Bidadari
Matahari
Bulan
Malam
Udara
|
Ruuh
Lidah
Muka / Wajah
Mata
Rambut
Hati
Rahasia
|
KETERANG MENGENAI : BINIYAH KEJADIAN :
Nomor. 1. Sampai .11 Ada gambarnya
1.
terlebih dahulu merupakan biniyah kejadian,
Tetkala itu
(Nuqthah) namanya atinya satu titik (alif awal) namanya,
Ada Gambarnya
2. berjumpa
(dzurriyyah)
bapak (Dzurriyyah) ibu menjadi (Nuqthan)
dua titik / dua alif, itulah (ruh ruhani) dengan
(ruh
jasmani) bertetes suci (rahim), -7)
Firman Allah : wabada akhlaqa insani mintiin
( al-sajadah ayat-7)
Artinya : dan Allah telah memulai penciptaan
manusia dari (tanah)
3. telah masrah (nuqthfah) namanya maka telah dapat
bergetar, telah ketambahan (rupa), dari saidina Muhammad saw.
4 . Telah Masrah….Nuqthoh….Namanya Dan Manakala Telah
Cukup Empat Puluh Hari….Nuthfah….namanya Maka Telah Dapat Bergetar,Telah Ketambahan….Rupa….Dari Saidina Muhammad.s.a.w.
5. pada antara dua bulan telah ketambahan (warna) dari saidina Muhammad saw, maka telah dapat berdenyut manakala telah
cukup (delapan puluh hari) dinakan dia (‘Alaqah)
6. manakala
telah cukup sembilan puluh hari di namakan dia (Mudhghah)
telah
ketambahan dari saidina Muhammad (Kulit) maka telah dapat bergerak.
6
. Manakala telah cukup empat bulan dinamakan dia (hayyun)
Dan telah ketambahan dari saidina Muhammad (Otaq)
Maka tetkala telah dapat shifat
(lauba)
7
. pada antara lima bulan telah ketambahan (urat)
Maka didalam bumi suci telah mendapat (lembab) saja,
8 . pada antara enam bulan telah keambahan
dari saidina Muhammad saw (tulang) maka di bumi suci dapat (membulak bali…naik turun)
9 . pada antara tujuh bulan berada dibumi suci
(rupa) shurat Muhammad ia shurat (rahman) maka ketambahan (rambut, darah,
daging)
Pada
Antara Tujuh Bulan Berada Dibumi Suci,
10 . pada
antara delapan bulan dinamakan dia (janin) maka telah dikenakan pada
kandungannya sudara empat kelima yaitu (hawasil
khamsah)
1 . Air
Tuban,
Maqom
Saidina Jabrail.a.s.
Tempatnya di…..kulit,…..Shifat
kasihan.
2 .
Bungkus,
Maqom Saidina Mikail.a.s.
Tempat di ….Tulang….Shifat kekuatan.
3 . ……….
Maqom Saidina Isrofil
.a.s.,
Tempatnya di…. Otaq….. menjadi kemauan/ ke elokan
4 . Darah Pengiring,
Maqom Saidina
‘Izroil.a.s.
Tempatnya di….daging…..menjadi daya penangkal maut.
11
. pada antara bilangan sembilan bulan atau dua belas bulan telah di beri
haqeqat artinya (gerak) yakni pertemuan (budi)
dengan (aqal) menjadi kemauan/keinginan
dan hidup, maka bernama (Muhammad) yakni (wujud, ilmu, syahud)
pada
antara bilangan sembilan atau duabelas bulan telah
Ada Gambarnya
Tersebut didalam hadits, bahwasanya Allah ta’ala
Firman :
banaitu fii jaufibni adama qashran, wafilqashri shadran wafish-shadri qalban
fuadan. Wafil fuadi syaghafan, wafil syaghafi lubbun, wafillubbisirran,
wafissirri anaa,
Artinya : telah kami perbuat susunan dalam rongga
anak adam itu satu mahligai/istana dan dalam istana itu (dada), dan di dalam (dada) itu (hati), di dalam (hati) itu (fuadu)
(budi hati) dan dalam fuadu itu syaghafi (sukma hati) dan di dalam syaghafi itu
lubuk (hati) dan di dalam lubuk (hati) itu (siir rahasia) dan di dalam siir itu (Aku)
yaitu maksudnya siir itu tempat (tajalli) Aku (allah)
sebagaimana berfirman : kepada Nabiyyullah Dauda as Farighli baitan askun fihi,
artinya : selesaikan olehmu bagiku suatu rumah kediaman, selesaikan olehmu
yakni kesongkan olehmu (hatimu) dari segala sesuatu selain (Aku) hanyalah untuk (Aku)
semata-mata dan berhadaplah hatimu hanyalah kepada (Aku)
Adapun maksud daripada perkataan fiihi (di dalamnya) bukan artinya : dzat
Allah berdiam di dalamnya/duduk di dalammnya, melainkan ibarat daripada sangat
berhadapan hatinya kepada Allah, fanau pandangannya pada Allah semata-mata dan
itulah yang dimengenakan dengan kata tajalli tuhan.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar