BAB : KEDUABELAS
AJAL
KESEMPURNAAN MANUSIA.
Fifman Allah : tsumma innakum ba’da dzalika lamaetuma,
tsumma innakum qiamati tub’atsuuna (al-mukminun-15-16)=
artinya : kemudian
sesungguhunya kamu sekalian sudah hidup didunia ini pasti menuju pada kematian,
kemudian sesungguhnya kamu sekalian pada hari qiamat akan dibangkitkan,
gambar
1.
demikian dikuburkan dalam bumi suci semasa (tiga
hari) sedang bengkak-bengkak belum ada yang musnah.
2.
dalam tujuh hari telah musnah bangunan
manusia, lagi pula telah pecah perutnya.
3.
dalam empat puluh hari telah kehilangan (urat,kulit, daging, tetapi tulang belulang
masih utuh, rambut telah terlepas).
4.
dalam seratus hari telah menggeliat duduk,
5.
dalam ulang tahu pertama telah ruku’,
6.
dalam ulang tahun kedua telah sujud,
7. dalam seribu hari
: semua tulang telah berkumpul, segala2nya sempurna dari qudrat dzat yang maha
mulya, telah tiada berasa-rasa lagi dan tidak rasa merasa lagi, tinggalkan asma Allah tada
di qudrat yang maha suci,
PRIHAL : AJAL KSEMPURNAAN
MANUSIA.
Ketahuilah
: bahwasanya manusia yang sempurna itu pulang kejaman-nya sendiri sebagai
diterangkan dibawah ini,yakni jikalau telah Berfijak di ‘alammya sendiri itu
telah berwujud ---satu---dari itu nyawa melompat jauh pulang didalam tanazul taroqi,
adalah Sebagai Berikut :
- Cahya turun pulang gilang gemilang kepada ‘alam insan kamil.
- Budi turun pulang kepada ‘alam ajsam
- Rasa turun pulang kepada ‘alam misyal
- Rupa turun pulang kepada ‘alam arwaah
- Warna turun pulang kepada ‘alam wahidiyah
- Bau turun pulang kepada ‘alam wahdah
- Angan-angan Turun Pulang Kepada ‘Alam Ahadiyah
- Hidup turun pulang kepada ‘Alam Insan Kamil kembali sempurna terang benderang dari pada Qudrat Ana, .
Bermula
yang sempurna dijaman khalawat dalam bumi suci sebagai berikut :
1 . Kuli
2 . Otaq
3 . Urat
4 . Tulang
5 . Rambut
6 . Daging
7 . Darah
8 . Sumsum.
Adapun
saudara empat kelima pancer juga sama sempurna kepada bumi suci,
1 . Air tuban
2 . Bungkus
3 . Ari-ari
4 . Janin / Darah
pengiring
5 . Pancer
semuanya telah pulang sempurna kembali kepada Qudrat Ana pula :
Yang Hitam …………………………….Bernyala
…………………………………………………………………..…Merah
Yang Merah …………………..Bernyala ………………………………………………………Kuning
Yang Kuning …………………………….Bernyala ………………………….Putih
Yang Putih ------ -Bernyala ------yang Tungal pada
Dzat Alah, artinya : Kulit itu bernyala daging, daging bernyala tulang,tulang
itu bernyala-nya dilebur menjadi cahya yang bershifat kepada ma’rifat yang
abadi, artinya : telah memusnahkan Wujudnya hamba. karena hamba itu (‘Adam-
Hukumnya ), adanya hamba itu melainkan Dzattullah bercahya dan yang ada.
TAT
KALA AJAL HENDAK SAMPAI.
Bahwasanya
penglihatan orang akan mati ( Yaitu yang keluar tetkala kita hendak mati ),
pada garis besarnya yang keluar dari pada Jasmani kita tatkala sakaratul maut
itu : lima keadaan :
1 . tatkala datang cahya hitam, itulah yang ipanggil cahya
iblis maka pujinya : Lailaha Illallh.
2 . Dan tatkala datang cahya merah, itulah cahya
yahudi namanya, pujinya : Allah-Allah-Allah .
3 . Dan takala datang cahya kuning, itulah cahya
nashrani namanya pujinya : Allah
Hwu-Allah Hwu-Allah Hwu.
4 . Dan tatkala atng cahya hijau, itulah cahya Jibril
namanya, pujinya : Allahu Yaa Hwu-Allahu
Yaa Hwu-Allahu Yaa Hwu.
5 . Dan tatkala atang cahya putih, itulah yang
ipanggil cahya nuur Muhammad.s.a.w.
Maka
pujinya : Masyaa Allahu kanal mu’miniina
Yaa Hwu-Yaa Hwu-Yaa Hwu-Haq.
manakala sudah
habis segala rupa cahya maka adalah penglihatan yang putih bersih, sangat
terang kembali jauh terbanding yang mata hari dan bulan, terangnya terus
meliputi tujuh lapis bumi dan tujuh lapis langit dan tiada yang seumpamanya,
tiada ada bandingnya, itulah yang disebut (Nurullah)
menembus meliputi segala ruang tiada yang sebatasnya tiada berbayang dan tiada
terbayang.
Maka lantas nyata tubuh kita laksana pinang dibelah
dua, rupanya tidak sekali-kali ada bedanya serta kita pandang ada….kaful Muhammad,…
dan yang tersebut tadi,….taful Muhammad….namanyapun
oleh setengah ‘ulama dinamai….kalimatullah…dan
kalimatu muhammad…akan tetapi manakala datang tidak seperti yang tersebut,
hati-hatilah itu bukan lagi bernama …pancaindra…
Hendaknya ketika itu baik pandang kita seperti yang
tersebut, itulah sebenar-benarnya yang datang kepada mati, maka itu puji jangan
dilupakan,Yaa Hwu -Yaa Hwu-Yaa Hwu–Haqku-Jangan
berhenti pujinya sehingga sampai hilang, jangan berhenti pujinya.
Demi
Allah yang bershifat rahman rahiim, jangan syak dan diam begitulah pengajaran
daripada aulia Allah yang turun kepada
guru yang mursyid, maka kita serahkanlah dengan (ridha), suka serta (ikhlash)
mati kita itu, karena mati itu…(tiada)….supaya
(ada)….
HALANGAN BAGI MANUSIA:
Bahwasanya halangan bagi manusia yang suka
berubah-rubah tanda kelemahan Makhluq itu ternyata didalam (adam) hukmi
menampak perasaan sebagai berikut dibawah ini :
Pertama:
Yang pertama nampak alam ruhiyah yaitu alam nyata,
Terang benderang bukan terangnya siang
Tidak berjihat
Timur
Barat
Utara
Selatan
Bawah/atas
Disitu
nampak seolah-olah samudra tidak bertepi, itulah kenyataan (hati) berbaur cahaya otaq, dan ditengah-tengah samudra itu ada
dzurriyyah sangat jernihnya laksana langit barat dikala petang hari, terang
keemasan cahayanya, itulah kenyataan (jantung)
berbaur cahayanya.
Joharul
awwal yang meliputi sejatinya (hati)
sebagai pembukanya, maqamnya dicipta,
Bertempat dipenglihatan,
Pendengaran,
Pembahu,
Perasa,
Dan perasaan,
Disebut
(Mukashifat) kekuasaannya hanya
memimpin segala shifat samwah, pada tatkala itu janganlah sampai khilaf
terhadap tanda rupa yang sejati,
Kedua:
Yang kedua telah musnah ‘Alam
ruhiyah, lalu nampak ‘Alam sirriyyah, yaitu ‘alam rahasia, terangnya melebihi
‘alam ruhiyyah, disitulah kedatangan cahaya empat warna,
Hitam,
Merah,
Kuning,
Putih,
Itulah kenyataan budi
mengeluarkan (nafsu) empat perkara, masing-masing menjadi rintangan (hati)
berturut-turut menampak satu persatu.
1. dan yang mula-mula nampak adalah cahaya
hitam, itulah kenyataan nafsu luamah,
hawanya sewaktu hidup
membawa :
haus,
lapar,
mengantuk,
dan yang sepertinya,
kenyataannya diperut besar,
keluarnya dari lisan,
dan kejadiannya dalam cahaya
hitam menampak jenis binatang yang merayap, maka masing2 menggota agar dianggap
tuhan. pengaruhnya pada gempa bumi,
‘alam nafsu yang disebut (‘alam
nasut) yakni tempat (lupa) maksudnya adalah sewaktu hidupnya seperti
mempertuhankan (nafsu luamah),
Banyak lupa/lali daripada
mengingati Allah, lebih mementingkan banyak :
Makan,
Minum,
Tidur,
Maka hendaknya ingat-ingatlah
dengan segala keteguhan : jangan sampai hanyut berada didalam cahaya hitam,
kalau-kalau menjelma pada binatang /hewan yang (merayap).
2. tiada diantara lama cahaya hitam lenyap
lalu nampak cahaya merah, itulah :
keadaan nafsu amarah,
kenyataannya diampedu,
keluarnya dari telinga,
kejadiannya dalam cahaya
merah menampak jenis2 budi sarani dan bangsa hantu, masing-masing menggoda agar
dianggap tuhan, pengaruhnya : api menyala besar menjulang, alam nafsu itu
disebut (alam jabarut), thabe’atnya geram tempat menderita kesukaran,
awas disinilah tergodanya orang yang selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu (amarah),
mengumbar marah,
panas hati,
inkar/murka,
dendam,
hasut,
dan seperti itu, ingat2lah
hendaknya teguh jangan sampai hanyut berada dalam cahaya merah,kalau2 menjelma
pada (hantu)
3. tiada antara lama cahaya merah lenyap lalu
nampak cahaya kuning,
itulah keadaan nafsu
sufiayah,
kenyataannya dilimpa,
keluarnya dari mata,
kejadianannya didalam cahaya
kuning menampak jenis-jenis hewan unggas, dan bangsa burung yang dapat terbang,
masing-masimg memgoda agar dianggap tuhan,
pengaruhnya (angin ribut
yang besar),
alam nafsu itu disebut alam (lahut)
tabiatnya suka
berubah-rubah,
tempatnya rongga segala
anggauta badan,
disinilah tergodanya orang
selagi hidupnya mengikuti hawa nafsu syahwat, keinginannya yang membawa
kemurkaan : kegemaran/kesukaan pada kesenangan dunia sampai (lali) dan
lupa mrngingat Allah.
Awas ingat-ingatlah!
Hendaknya tetap teguh jangan sampai hanyut berada didalam cahaya kuning,
kalau-kalau menjelma jenis-jenis atau hewan yang dapat terbang (seperti
kelalawar dan sebagainya)
4. tiada
lama cahaya kuning lenyap lalu cahaya putih.
Itulah keadaan nafsu
mutmainah, keadaannya ditulang keluarnya dihidung,
Kejadiaannya didalam cahaya
putih menampak jenis-jenis bangsa ikan berada disamudra rahmah,
Masing-masing menggoda agar
dianggap tuhan,
Pengaruhnya, air jernih
tidak ketauan asalnya,
Alam nafsu yang disebut (alam
malakut) artinya : istana tetapi hati-hatilah itu bukan istana sejati yang
maha mulya hanya penggoda, disinilah tergodanya orang selagi hidupnya mengikuti
nafsunya yang menyuruh pada :
Rakus,
Tamak,
Gila harta,
Dan kedudukan/kemasyhuran,
gila dunia dan kemauaan dan yang sepertinya,
Ingat-ingat dan waspadalah !
hendaknya yang teguh, jangan sampai hanyut dodalam cahaya putih kalau-kalau
menjelma pada ikan atau bangsa hewan dalam air.
Ketiga :
Yang ketiga : setelah musnah
(alam sirriyyah) lalu nampak (alam nurriyyah) yakni alam cahaya,
terangnya melebihi alam
sirriyyah, disitu datang alam
panca warna.
Hitam,
Merah,
Kuning,
Putih,
Hijau,
Berbarengan
dengan itu nampak terbentang !istana seribu indah permai semua, itulah
kenyataan pancaindra yang dusebut (alam hidayah) yakni petunjuk karena memang
menunjukan tempat terbentangnya istana, tetapi waspadalah itu bukan istana
sejati yang teratur maha mulya, melainkan hanyalah : istana (pana sarana
namanya misalnya juga :
1.
Istana yang teratur nampak cahaya hitam,
Itulah
cahayanya dzat hewan yang bangsa merayap,
2.
Istana yang teratur nampak cahaya merah,
Itulah
istananya bangsa hantu,
3.
Istana yang teratur nampak cahaya kuning,
Itulah
istanya dzat bangsa burung dan hewan yang terbang,
4.
Istana yang teratur nampak cahaya putih,
Itulah
istananya bangsa ikan dan hewan dalam air,
5.
Istana yang teratur nampak cahaya hijau,
Itulah
istananya bangsa tumbuh-tumbuhan,
Tiba-tiba
terdengar suara menyeruh menunjukkan pada istana yang agung maha mulya, padahal
itu semua bukannya istana yang sejati maha hendaknya ingat-ingat dan waspadalah
sampai dapat digoda untuk memilih salah satu, kalau-kalau termasuk kedalam
istana yang sesat istana pana sarana namanya, dan disinilah banyak terjerumus
yang selagi hidupnya,
Berdusta,
Menipu,
Licik,
Curang
dan sepertinya,
Ke empat :
Yang
kempat : Masih didalam Nurriyyah. disitu nampak cahya Jernih, didalam cahya da
nyala berdiri memancarkan sinar delapan Warna :
1 . Hitam,
2 . Merah,
3 . Kuning,
4 . Putih,
5 . Hijau,
6 . Biru,
7 . Ungu,
8 . Merah muda,
Berbarengan
dengan itu menampak seakan-akan syurga seribu permai semua, itulah kenyataannya
(sukma), yang disebut (alam iskhat) yakni alam birahi (syaghafi) karena tempat
menggoda rasa merasa jatuh cinta kepada syurga yang terbentang itu, padahal
sesungguhnya bukan syurga yang suci yang penuh nikmat,
1 . Yang
nampak syurga seribu hitam licin gelap gemerlap.itulah kanyataan rasa,
Maka jikalu berada disitu kalau-kalau jadi
penghulu jin hitam.
Hatilah jangan sampai terhanyut didalamnya.
2 . Yang
nampak seaka-akan syurga seribu merah kemerahan.
Itulah kejadian diri kedustaan ciptarasa.
Hati-hatilah jika berada disitu
kalau-kalau menjadi penghulu jin merah,
3 . Yang
nampak seaka-akan syurga seribu kuning keemasan,
Itulah kejadian dari kacaunya cipta angan-angan
Hati-hatilah jika berada disitu
kalau-kalau menjadi penghulunya jin kuning.
4 . Yang
nampak seaka-akan syurga seribu putih, bersinar bersih,
Itulah kejadian dari kesetiaan cipta /
kebiasaan berkhayal ;
Jika
berada disitu kalau-kalau menjadi penghulunya jin putih.
5 . Yang
nampak seakan-akan syurga seribu hijau pelangi,
Itulah kejadiannya dari kekuatan cipta anga-angan,
Jika berada disitu kalau-kalau menjadi
penghulunya jin hijau.
6 . Yang nampak
seakan-akan syurga seribu biru gelap gemerlap,
Itula dari reka daya ( pentas ) cipta,
Jika berada disitu kalau-kalau menjadi
penghulu jin biru.
7 . Yang
nampak seakan-akan syurga seribu ungu,
Itulah kejadian dari kelayakkan cipta,
Jika berada disitu kalau-kalau menjadi
penghulu jin ungu.
8 . Yang
nampak seaka-akan syurga seribu merah muda berpencaran serupa merah delima,
Itulah kejadian dari berubah-rubah cipta,
Jika berada disitu kalau-kalau menjadi
penghulunya jin merah muda,
Maka tiba-tiba menghembus segala kayangan
itu semerbak bau harum yang menarik rasa,padahal palsu belaka,
Ingat-ingatlah
jangan sampai dirasakan, kalau-klau termasuk syurga penyesatan.
Orang tergoda disini yaitu
mereka yang selagi hidupnya suka terbenam alam- khayal /lamunan,malas bekrja,
suka memusatkan daya cipta
pada jalan yang tercela, maka itu : berhati-hati
Kelima :
Yang kelima : musnah (‘Alam Nurriyyah,) maka menampak ‘Alam Uluhiyyah (Ilahiyya) artinya : ‘Alam ketuhanan, terangnya
Melebihi ‘Alam Nuriyyah an disitu nampak cahya memancar. didalam cahya itu ada
berbentuk seperti anak lebah berdiri dimaqom
Fana, itulah warna sukma yang menambahi warna semua
dan adalah meliputi idalam jagat besar (Raya)
an jagat kecil beserta Isinya tetapi hidupnya dari purnamanya rasa.lalu tetkala
itu atang malaikat menyerupakan –bapak- dan –kakek- laki-laki / leluhur
Laki-laki, mengaku utusan dzat yang Maha Suci, katanya : isuruh membawa
kekaramtullah. hati-hatilah an ingat-ingatlah Hendaknya tetap teguh !jangan
sekali-sekali meng-imankan! dinilah bagi tergodanya orang yang selagi hidupnya
suka membanyakan kessatan dan penyesatan jalan ketuhanan engan bid’ah dan kharfat.
Keenam :
Yang keenam : masih didalam Uluhiyyah, semakin
bertambah terangnya isitu tampak cahya bersinar, didalam sinar itu ada bentuk macam-macam
patung Kecil ari gadeng / semacam anak-anakan ari mutiara, bukan
laki-bukan-perempuan-bukan-banci-berdiri imaqom baqau, itulah purnamnya rahsia
yang menguasai i ‘alam semua, tetapi hidupnya, dari ( Dzat Athma.) pada ketika itu atanglah beda ari
menyurupai-ibu-dan-nenek-yaitu leluhur perempuan an mengaku katnya : utusan
Dzat yang maha suci yang suruh Untuk membawa ke karamatullah, maka
ingat-ingat-lah jangan sekali-sekali meng-imankan. disinilah tergodanya orang
selagi hidupnya menggemari olok-olokan bermain-main.
Ketujuh :
Yang ketujuh : idalam Uluhiyah,terang benderang tiada
hingganya tiada bandingnya, isitu tiada menampak apa-apa melainkan Nurcahya
gilang gemilang tiada bayangan. itulah Dzat Athma yang isebut sajatinya Dzat, yang
:
Tiada Awal,
Tiada Ahkir,
Tiada Arah Jihat,
Tiada batas ang an tempat,
Tiada Rupa,
Tiada
Warna,
Tiada
berkesudahan,
Ashlinya
segala ashal,
Azali abadi, semestanya meliputi
sekalin ‘Alam semua,
Meliputi menguasai segala
maqom sempurna,
hidup
serta menghidupkan,
Maha
suci Dzatnya yang Maha Agung,
‘Ajibu
Shifatnya,
Yang
berkuasa Asmanya serta sempurna Af’alnya,
yakni laisya kamislihi syaii-un,
Artinya
: tiada yang menyerupai sesuatu apapun juga: Lam yakun lahu kufuan ahad, artinya : terada didalam hidup kita peribadi
:
Wahuwa
ma’akumm ainama kuntum , atinya : tiaa jarak antara ; bertunggal hamba tuhan,
Perhatian !
Janganlah syak dan diam dam janganlah ipersoalkan apalagi
diperbantahkan an terutama tiak boleh dibicarakan ilmu ini engan siapa-siapa
yang tiak satu maqam, manusia kan waktu saja.
Hati-hatilah
hiup I alam syahaah ini : waktu jangan disia-siakan, tuhan jangan dilupakan an
hawa nafsu jangan diikuti tetapi mesti ikenalikan,
Karena
hiup ini sebenarbenarnya mati,
Mati
sebenar-benarnya hiup,
Maka
agar selamat perjalanan kita sebagai hidup yang selamat an sejahtra tiak
terjerumus kealam (Neraka) kesesatan
dan neraka-neraka pana sarana sebagaimana tersebut diatas, jaga dan kendalikan
terutama segala kecelaan yang berpokok dari nafsu (amarah) dan nafsu (syahwat)
keinginan, dengan melaksanakan (Takhalli
tahalli).
Firman Allah ta’ala : balittaba’alladziina zhalamuu
ahwaa ahum bighairi ‘ilmi, famal yahdi man adhallallaha, wamalahu minnashiriina
(arruum-29), artinya : sebenar-benarnya segala mereka yang zhalim itu mengikuti
(hawa nafsu) mereka dan tiada
berilmu, maka siapakah yang memberi petunjuk kepada orang yang allah sesatkan,
dan sekali-kali tiada ada penolong bagi mereka, dan lagi firmannya : ulaa-ika
thaba’allahu ‘ala quluubihim wattabi’u ahwaa ahum. Artinya : Muhammad saw,
mereka itu adalah orang yang telah terpatri oleh Allah atas hati mereka dan
mereka itu mengikuti hawa nafsunya,
Dzikir Janin Dan Dzikir Mayyit:
Bahwasanya dzikir janim dan
dzikir mayyit ini termasuk (dzikir sirryyah) yakni dzikir rahasia, dan
menjalankannya dengan syarat terpimpin oleh guru mursyid pada dzikir janim
orang berdzikirnya duduknya dalam keadaan terbungkus seperti duduknya janim yang
telah (9) bulan mengingati dirinya sampai apada tatkala (nuqthah),
pada dzikir mayit dapat dikerjakan sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan
pengawasan guru mursyid, mulai dari :
Dimandikan,
Dikafankan,
Dikuburkan,
Bahwasanya kala berhasil
dapatlah seorang : melihat mengalami apa-apa, yang datang kepadanya dari segala
‘amal perbuatannya, yang baik dan yang buruk selama itu sebagaimana yang
diperintahkan oleh Allah ta’ala,
Iqraa
kitabaka binafsika yauma ‘alaikassibaan (al-isra-14)
Artinya : bacalah kitab catatan amal perbuatan
engkau, cukuplah engkau sendiri yang menghitungnya (baik dan buruknya)
Rahmat
Mulyadi. Taman Bima Permai Blok A11 Cirebon Jabar
Tamat
Wallahu ‘alam bishshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar