BAB KE SEMBILAN
:
Perihal
martabat tujuh dengan singkat serba tujuh
Qalallahu ta’ala : walaqad khalaqna fauqakum sab’a tharaaiqa 9almukminun-17)
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Qalallahu ta’ala : walaqad khalaqna fauqakum sab’a tharaaiqa 9almukminun-17)
Artinya : dimana Allah sesungguhnya kami jadikan diatas kamu tujuh jalan.
Serba Tujuh :
Thoreqat muroqobah itu tujuh, ma’rifat itu berpangkat tujuh,
Didalam
Lathifah itu tujuh, begitupun gerak
tubuh jasmani itu pada anggauta yang tujuh, syurga dan neraka berpangkat tujuh,
Kuncinya kalimah itu Yang kalimah
tujuh, Nafi Isbat syaratnya tujuh, Langit dan bumi berlapis tujuh,
Maka nafsupun maqomnya tujuh,
1.
Nafsul Amarah,
2.
Nafsul-luamah,
3.
Nafsul Mulhimah.
4.
Nafsul Muthmainah
5.
Nafsur-rodiyah
6.
Nafsul Mardiyah,
7.
Nafsul Kamilah
/ Nafsu ‘Ubudiyah,
Dan Ruuh itu tujuh,………………………………..
Diantara kalimat Itu ada tujuh,yakni:
1.
La,
2.
Ilaha
3.
Illa
4.
llah
5.
Muhammad
6.
Rasulu
7.
llah
dan perhatikanlah bahwasanya Allah menjadikan alam ini kebanyakan
berpangkat tujuh.
Bermula ahli syufiyah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan jalan yang
tujuh (sab’a tharqaiqa) aitu adalah :
1.
Ahidiyyah : Yaitu ‘Ibarat Dzat bakhtu yakni Dzat Allah semata-mata
2.
Wahdah : Shifat Allah
3.
Wahidiyyah : Asma Allah
Maka tatkala
martabat itu Qodim lagi Azali, maujud didalam ‘alamullah.
4.
‘Alamur-ruh.
5.
‘Alamul Misyal,
6.
‘Alamul Ajsam,
7.
Alamul
Insan,
Jadinya
mengetahui tujuh bartabat itu Ialah perbedaan muhad-dats dari Qodim.
· Zhahir
dengan bathin,
· Nafi dengan isbat,
· Haq
dengan bathil,
Pertama-tama
keterangan singkat seolah-olah : martabat Ahadiyyah.
Adapun
martabat Ahadiyyah yaitu ‘ibarat----Wujud
Dzat Allah---yang wajibil wujud---Alghoniy-yul
Muthlaqu,---Juga Dinamakan bahwa martabat Ahadiyyah itu----Dzatullah----Ash-shirfu Walbahtu----jatinya sejati----semata-mata.
Tetkala
itu semata-mata ‘Alam belum terjadi,
· ‘Aresy,
belum terjadi,
· Langit
an bumi,
· Laut,
dan arat,
· Air,
· Angin,
· Api,
dan tanah sekalian pun belum terjadi,
· Loh
belum tersurat,
· Dan
Qolam belum menulis,
Lagi pula martabat prtama itu dinamakan juga
(lataa innu) yakni tiada kenyataan yang artinya (belum ada yang mengenal Allah)
lagi tersembunyi hanya Dzat Allah saja semata-mata (yang ada) maka kesinilah
isyarat dari Hadits Qudsi yang bunyinya :
Kuntu
kanzan makhfiyyan fa-akhbabtu an’urafu fakhalaqtu muhammadin wakhalaqtu minhul
asy-yaa-a
Artinya : adalah kami pembendaharaan yang
tersembunyi, maka Aku mensukai untuk dikenal (maka Aku jadikan Nur Muhammad)
lalu kami jadikan daripada Nuur itu segala sesuatu, dan dalam sesuatu.
Bunyinya : kuntu hazinatan khafiyatan, ahbabtu an’urifu
fakhalaqtul khalqa fata’araftu ilaihi fa’arafuni.
Artinya : adalah kami
pembendaharaan yang tersembunyi maka kami suka agar dikenal, maka kami jadikan
makhluq lalu dengan kami mereka mengenal kami.
Bahwasanya
matabat Ahadiyyah itu dinamakan juga ‘alam lahut yaitu ibarat daripada Ma’rifat
akan Dzat Allah yang wajibil wujud, al-ma’ani muthlaq.
Kedua
: Keterangan Singkat : Martabat Wahdah.
Adapun
martabat Wahdah artinya : ibarat martabat (syifatullah) yang jamal dan
dinamakanlah (ta’yiinul awwal) maksudnya kenyataan yang pertama inilah martabat
(syifatullah) sedangkan martabat pertama tadi (lata’yiinu) artinya : tiada
kenyataan oleh karena masih tersembunyi belum dikenal oleh makhluq.
Ketiga : Ketrangan Singkat : Martabat Wahidiyyah.
Adapun
martabat Wahidiyyah ibarat martabat (asma ullah) dan dinamakan (ta’yiinussani)
maksudnya : kenyataan yang kedua dan juga dinamakan (‘Ayanussabitu) artinya :
kenyataan yang tetap.
Maka martabat
wahdah yang (kedua0 dan martabat Wahidiyyah yang (ketiga) dinamakan ‘alam
jabarut yakni ibarat daripada ma’rifa akan segala (Asma) dan segala syifatnya
yang (jamal).
Dengan mengetahui martabat…(Ahidiyyah)…...Hu
wallahu ahad…
Martabat--(Wahdah)……….……Allahu
Lasyarikalah……………………………
Martabat …..(Wahidiyyah) .Lailaha
Illallahul Wahidul Qohar. itu mengenal yang Qodim.
· Adapun martabat yang muhad-dats itu
ada…empat……………………………........
· 'Alamur-ruuh,……………………………………………………………………..........
· 'Alamul Mitsal,………………………………………………….......................................
· 'Alamul
Ajsam,……………………………………………...........................................
· ‘Alamul Insan..........................................................................................................................
Keempat : Keterangan
singkat : ‘Alamur-ruuh.
Adapun
‘Alamur-ruuh yaitulah ;----(Nuur Muhammad - Ruuh Muhammad)----dan juga
dikata roohul arwah, maka inilah Isyarat dari pada Hadits Rasulullah.s.a.w.yang
berbunyi :
Awwalu
makhlaqallahu nuura nabiyyika yaa jabiira, fakhalaqa minhul asyyaa-a wa anta
min asyyaa-i,
Artinya :
bermula yang mula/pertama dijadikan oleh (Allah) itu nurnya nabimu (Wahiya
jabara), lalu Allah jadikan dari nur itu segala sesuatu dan (engkau) dari
segala sesuatu itu.
Dan lagi sabda
Rasulullah saw : ana minallahi wal
mukminuna minni.
Artinya : (Aku
dari pada Allah) dan sekalian orang mukmin itu dari padaku
Dan lagi sabdanya rasulullah saw : ana abul arwahi wa-adamu
abul bashari.
Artinya : (daku) ini bapaknya sekalian
(nyawa) dan (adam) itu bapaknya sekalian (tubuh jasmani).
Dan lagi
sabdanya : Kuntu nuran baina yadayyi rabbi.
Artinya : adalah (daku) ini (cahya) diantara
sekalian kedua tangan (Qadrat iradat) tuhanku.
Demikianlah Allah ta’ala menjadikan sekalian
‘alam ini hanya karena (Muhammad) saja,
Karena Allah berfirman dalam hadits qudsi :
Laulaka
laulaka lama khalaqtul aflaka.
Artinya : jika tidak kaena engkau (Ya
Mukammad), niscaya tidaklah Aku jadikan (aflaka-makhluq / semesta alam ini).
Dan lagi sabda
Rasulullah saw, : innallaha khalaqal
nuuran nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallam min dzifihi wakhalaqal ‘alama
biamrihi min nuuri Muhammadin saw,
Artinya : sesungguhnya Allah menjadikan (nuur
Nabimu saw), daripada (Dzat-nya) dan Allah jadikan sekalian (alam) daripada
(nur Muhammad saw),
Kelima
: Keterangan Singkat Martabat ‘Alamul Misyal.
Adapun
martabat ‘Alamul Mitsal ibarat haqeqat Muhammadiyah yaitu ibarat daripada
penceraian (ruuh Muhammad) itu
Keenam
: Keterangan Singkat Martabat
Adapun martabat ‘alamul Ajsam yaitu ibarat daripada segala (jisim yang
kasar)
Ketujuh
: Keterangan Singkat : Martabat ‘Alamul Insan.
Adapun
martabat ‘Alamul insan yang dinamakan pula ‘Alamul Ajsam itu ‘Almul Mulku dan
‘Alamul Syahadah, maka termasuk maka termasuk alam insanul kamil
Adapun ‘Almul
ruuh dan ‘alamul mitsal itu disebut juga dengan nama (‘Alam malakut-alam ghaib)
Keterangan yang
meliputi didalam ‘Alam Shaghir : serba tujuh.
1 . Bumi didalam
‘Alam Shaghir kepada tubuh zhohir Iitu ---7----macam :
1 . Bulu
2 . Kulit
3 . Daging
4 . Urat
5 . Darah
6 . Tulang
7 . Sumsum
2 . Langit
didalam ‘Alam Shaghir kepada tubuh bathin Itu----7----macam :
1 . Ruh
Nabati
2 . Ruh
Hayawani
3 . Ruh
Ruhani
4 . Ruh
Nurani
5 . Ruh
Nafsani
6 . Ruh
Rabbani
7 . Ruh
Idhofi
3 . Syurga
didalam ‘Alam Shaghir kepada tubuh Zhahir dan bathin Itu ----7---pangkat
1 . Taubat
2 .
Syahadat
3 . Sholat
4 . Zakat
5 . Shaom /
puasa
6 . Jihad
Fisabilillah
7 . Shobar Ridho Ikhlash
4 . Neraka
didalam ‘Alam Shaghir kepada tubuh Zhahir dan bathin Itu ---7----macam :
1 .
Ma’shiat
2 . Hashud
3 . Takabur
4 . Ria
5 . Thama’
6 . Syirik
7 . Minum Hamar / Membunuh.
5 . Mahligai
didalam ‘Alam Shaghir kepada tubuh Zhahir dan bathin---7---macam :
1 .
Shodru----Dada-----
2 . Qolbu
3 . Hati
4 . Jantung
5 . Budi
6 . Cinta
7 .
.Nyawa----Rahasia-----
Adapun Shodru
tempat --Islam----dan Qolbu tempat---Iman---dan hati tempat---ingat---
Dan jantung
tempat --puji---dan Budi tempat---Dzikir-----an
cinta tempat----Ma’rifat---an Nyawa
tempat--Syahadah-dan Rahasia tempat-----Hidup----
Segala Ruh Itu Serba Tujuh.
1 . Ruh
Idhofi------2 . Ruh Rabbani-------3 . Ruh Nafsani------4 . Ruh Nurani-----5 .
Ruh Ruhani-----6 . Ruh Hayawani------7 . Ruh Jasmani / Nabati--------
Fuad
---------itu ‘Alam Malakut – itulah Saidina Jabrail.a.s.
Rohul
Yuqthoh--------Berdinding dengan Nafsu secara Zhohir atau----Khawasil
Khomsah---
Hawasil
Khomsah
Didalam
Paru-paru ada--320---Urat,--keseluruh darah bekerja ,dikuasai oleh Ruh Idhofi,
itulah Ruh Muhammad--Ruh Ilafi--namanya
Adapun Ruuh
Idhafi itu nur Muhammad saw, yang berpencar dan itulah yang dikata
‘Ayanussabitu yang dikata juga tajalli shurataini Wujud, shifat, Dzat,
bahwasanya Ruuh Idhafi itu meliputi pada badan yang kasar.
Adapun
lathifaturruh maqamnya itu : Nafsul Mulhimah tempat murakabah itu adalah maqam
(Fanau fish-shifati)
Tingkatan Maqom Puji.
1 . Puji
Tubuh------------2 . Puji Hati----------3 .
Puji Nyawa-----------4 . Puji Rahasia----------
Puji Tubuh.
Yang dinamakan puji tubuh itu : memuji dengan
dzikir kalimat nafi itsbat (lailaha illallah) hingga karam di dalam puji
itu, maka dinamakan (fana-u fil af’al), dan tingkatannya (ilmul
yaqin) yaitu maqam ahli (Ma’rifat), dzikruhul billisan.
Puji Hati
Ialah memuji
dengan kalimat (illallah,illallah),
hingga karam di dalam puji itu, maka dinamakan (fana-u fil asma) dan tingkatannya (a’inul yaqin) yaitu maqam ahli (thareqat), dzikruhu biqalbi
Puji Nyawa.
Ialah memuji dengan kalimatul ‘Ulya (Allah,Allah,Allah)
hingga karam di dalam puji itu, dinamakan (fana-u fish-shifat), dan
tingkatannya (haqqul yaqin) yaitu maqam ahli (haqeqat) yakni adalah
maqam Rasulullah saw, dzikruhu birruuh.
Puji Rahasia.
Ialah memuji
dengan dzikr ismudz-dzat (Huu,Huu,Huu)
hingga karam di dalam puji itu, maka dinamakan (fanau fidz-dzat), yaitu tingkatannya (Akmalul yaqin), yaitu maqam ahli (ma’rifat) yakni maqam malaikat, dzikruhu bissir.
Adapun puji
tubuh dengan kaliamat nafi itsbat (lailaha illallah) maksudnya …..lamaujuda illallah-lama’buda
illallah-lama’buda illallah-lamakshuda illallah-lada-ima illallah…...
Adapun puji ….illallah..illallah…itu menjadi syarat
untuk mensucikan paa segala tubuh kita hingga karamlah tubuh didalam puji itu.
Adapun dengan
puji ….Allah..Allah…Allah….itu
hendak memelihara tubuh kita yang halus yakni (nyawa) kita bangsa (ruuhul
qudus), ruuh ruuhani-ruuh nuurani, yaitu : haqeqatnya manusia.
Adapun dengan
puji….Huu-Huu-Huu….itu hendak memelihara didalam tashdiqnya, yakni : jangan
merasa sekali-kali bahwa hamba itu mempunyai gerak itu haqeqatnya : Sirr yaitu
rasa, bahwasanya rasa itu Rasulullah, dan bahwa Rasulullah itu yang dianggap
rasa Allah sebenar-benarnya, karena gerak kita itu gerak allah jua, dan pula :
kita ini ….Qudrat-Iradat Allahta’ala, seperti firman Allah ta’ala : lillahi mulkussamawati wal-ardhi wama
fiihinna, wahuwa’ala kulli syai-iin qadiir (almaidah-123),= artinya :
kepunyaan allah lah segala kerajaan langit dan bumi serta segala isinya, allah
maha kuasa atas segala sesuatu.
Puji ‘anashir
arba’ati kepada Allah.
Adapun puji
‘anashirul arba’ati kepada Allah itu dijalankannya dengan dzikir
sulthanidz-dzikir (kulli jasadi)
‘Anashir
|
Puji : Asma Ullah
|
Lathifah
|
Alma-u = Air
|
Yaa Muhyii =
|
Lathifatur-ruuh
|
Annar = Api
|
Yaa ‘Azhiimu =
|
Lathifatus-sir
|
Rihun = Angi
|
Yaa Qawwiyu =
|
Lathifatul akhfa
|
Turabin = Tanah
|
Yaa Hakiimu =
|
Lathifatul Khafi
|
Puji
Jasmani
Adapun puji jasmani bangsa dzahir
itu ada (14) macam dengan menjangkau bumi didalam ‘alam shagir kepada tubuh
zdahir (7) macam : maka dijalankan dengan sulthani dzikri.
Bulu
|
1
|
Ilahi ya hasranii
|
8
|
Jantung
|
Ya ghaibu
|
Kulit
|
2
|
Ya Jiblu
|
9
|
Hati
|
Ya wahdu
|
Daging
|
3
|
Ya Ananu
|
10
|
Limpa
|
Ya sayyidi
|
Urat
|
4
|
Ya akramu
|
11
|
Hati limpa
|
Ya syahidu
|
Darah
|
5
|
Ya hadlu
|
12
|
Hati pusat
|
Ya wahidul baqiyu
|
Tulang
|
6
|
Ya nabari-u
|
13
|
Perut
|
Ya wahidah
|
Sumsum
|
7
|
Ya askalu
|
14
|
Mata
|
Ya muhammadu
|
Telah bersabda Rasulullah saw,
kepada para shahabat : barangsiapa yang
tidak mngetahui puji kepada Tuhannya sendiri, maka ia tidak mengetahui
sempurnanya pujinya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Puji Nyawa.
Adapun puji nyawa yang bangsa
bathin itu ada (8) macam, yang dijalankannya pun dengan sulthani dzikri.
1
|
Ruuh nabati
|
Ya ‘alimu
|
5
|
Ruuh : Ya
wujudullahi
|
2
|
Ruuh hayawani
|
Ya Khaliqu
|
6
|
Ruuh rabbani : Ya Ruhullah
|
3
|
Ruuh Jasmani
|
Ya Rahmanu
|
7
|
Ruuh nurani : Ya dzatullah
|
4
|
Ruuh ruhani
|
Ya qadiru
|
8
|
Ruuh idhafi : Ya haqqullahi
|
Telah bersaba rasulullah saw,
laataj’alauu buyuutikum qubuuran,= janganlah kamu sekalian menjadikan hati-hati
kamu itu quburan (hati yang mati). Dan lagi sabdanya : matsalul baitil ladzii yadz kurullaha fiihi walbaituladzii layadzkurullaha
fiihi kamatsalil hayyi walmayyiti, = perumpamaan hatinya orang yang ada
berdzikir dia kepada Allah didalamnya dengan hati orang yang tiada berdzikir
dia kepada Allah didalamnya, adalah seumpama orang yang hidup dengan orang yang
(mati),
Diriwayatkan
pula dari ahmad dan abu daud suatu washiat Nabi saw, kepada ……….., agar
berbanyak-banyak berdu’a ini : Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wasyukrika
wahusni ‘ibaatika,= wahai Tuhanku allah, tolonglah hamba atas berdzikir kepada
engkau an bersyukur kepada engkau dan bagus beribadah kepada engkau.
Wallahu ‘alam
bishshawab
tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar